Jakarta, harianbatakpos.com – Saham syariah kini semakin menarik perhatian para investor yang ingin mendapatkan keuntungan finansial tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam. Investasi saham syariah bukan hanya menjanjikan dari segi materi, tetapi juga mengedepankan nilai etika dan sosial yang kuat.
Sebagai salah satu instrumen keuangan di pasar modal, saham syariah merupakan alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai pengertian saham syariah, prinsip-prinsip yang mendasarinya, hingga keuntungan dan risikonya.
Mengenal Saham Syariah
Saham syariah adalah jenis saham yang dikelola berdasarkan prinsip keuangan syariah dan telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saham ini melarang aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti perjudian, riba, dan sektor usaha haram lainnya.
Dalam dunia pasar modal, saham syariah menjadi solusi bagi investor yang ingin berinvestasi tanpa melanggar nilai-nilai Islam. Saham ini diawasi secara ketat agar selalu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Prinsip utama saham syariah adalah menghindari unsur riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (spekulasi berlebihan). Untuk memastikan saham tersebut sesuai syariah, ada dua metode seleksi yang umum dilakukan.
Pertama, saham dapat tercatat sebagai saham syariah oleh emiten berdasarkan Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2015. Kedua, melalui seleksi ketat sesuai Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2017 yang mengevaluasi kegiatan dan laporan keuangan emiten. Proses ini memastikan bahwa saham syariah tetap berada dalam koridor syariah yang benar.
Keuntungan dan Risiko
Berinvestasi dalam saham syariah memberikan banyak manfaat, mulai dari tanggung jawab sosial hingga diversifikasi portofolio.
Keuntungan investasi saham syariah antara lain:
-
Tanggung jawab sosial: Dana hanya diinvestasikan pada perusahaan yang operasionalnya etis dan bermanfaat bagi masyarakat.
-
Diversifikasi portofolio: Saham syariah membantu menyeimbangkan risiko portofolio dan memperkuat stabilitas investasi jangka panjang.
Namun, risiko juga perlu diperhatikan, seperti:
-
Risiko pasar saham syariah akibat fluktuasi harga yang tidak menentu.
-
Risiko kinerja perusahaan yang bisa memengaruhi nilai saham.
-
Risiko likuiditas saham syariah jika sulit menjual saat pasar tidak aktif.
Saham Syariah vs Saham Konvensional
Saham syariah memiliki perbedaan signifikan dibandingkan saham konvensional. Perbedaannya terletak pada prinsip dasar, kriteria seleksi, serta potensi risiko dan keuntungan.
-
Prinsip investasi: Saham syariah menghindari sektor haram dan fokus pada nilai etika, berbeda dengan saham konvensional yang lebih menekankan pada keuntungan finansial.
-
Seleksi saham syariah jauh lebih ketat karena harus lolos uji syariah, sedangkan saham konvensional cenderung lebih fleksibel.
-
Potensi keuntungan saham syariah terbatas pada sektor-sektor yang halal, namun tetap menjanjikan bila dikelola dengan baik.
Meski begitu, risiko seperti fluktuasi pasar dan kinerja perusahaan tetap berlaku pada kedua jenis saham. Investor hanya perlu menyesuaikan pilihan investasi berdasarkan preferensi pribadi, nilai-nilai spiritual, serta tujuan keuangan jangka panjang.
Dengan perkembangan pasar modal yang semakin inklusif, saham syariah hadir sebagai pilihan cerdas bagi investor yang ingin berinvestasi secara bertanggung jawab dan etis. Pemahaman yang mendalam tentang saham syariah sangat penting untuk memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko.
Saham syariah bukan hanya tentang aspek keuangan, tetapi juga tentang menjalankan investasi dengan kesadaran spiritual dan sosial. Oleh karena itu, pemilihan saham syariah yang tepat dapat menjadi langkah strategis dalam mencapai keberkahan dan kesuksesan investasi.
Ikuti saluran harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar