Medan, HarianBatakpos.com – Somnofilia adalah salah satu bentuk kelainan seksual yang jarang dibicarakan namun bisa membawa dampak serius terhadap penderita dan lingkungan sekitarnya. Istilah ini kembali mencuat setelah kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan dokter residen, di mana pelaku diduga mengalami somnofilia. Somnofilia adalah kelainan seksual yang ditandai dengan dorongan atau fantasi terhadap individu yang sedang tidak sadar, seperti tidur atau pingsan.
Menurut dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, psikiater dari RSUD Tarakan Jakarta, somnofilia bukan kelainan seksual yang umum. “Semua kelainan seksual itu bukanlah kasus yang umum atau sering terjadi,” katanya kepada Kompas.com. Walau tergolong langka, somnofilia tetap berisiko bila tak dikenali sejak dini.
Somnofilia Adalah Kelainan Seksual yang Berbahaya Jika Tak Ditangani
Meski somnofilia tidak selalu membuat seseorang menjadi predator seksual, kelainan ini dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari jika tidak ditangani secara profesional. Psikiater Zulvia menjelaskan, gangguan somnofilia muncul jika fantasi atau dorongan ini berlangsung lebih dari enam bulan dan mulai memengaruhi perilaku seseorang.
Gejala somnofilia sulit terdeteksi karena banyaknya aktivitas yang terjadi dalam pikiran pribadi. Namun, jika seseorang mulai menunjukkan perilaku menyimpang, seperti masturbasi atau hasrat menyetubuhi orang yang tidak sadar, maka intervensi psikologis sangat diperlukan.
Hingga kini, penyebab pasti somnofilia adalah kelainan seksual yang kompleks dan belum diketahui sepenuhnya. Faktor psikologis dan sosial dipercaya lebih dominan ketimbang faktor biologis dalam membentuk kondisi ini.
Penanganan sejak dini melalui konseling dan evaluasi kejiwaan sangat disarankan untuk mencegah somnofilia berkembang menjadi tindakan kriminal.
Komentar