Uncategorized
Beranda » Berita » Meningkatkan Pemahaman Demokrasi Lewat Monolog: Karnaval Sastra 2024 Universitas Negeri Malang

Meningkatkan Pemahaman Demokrasi Lewat Monolog: Karnaval Sastra 2024 Universitas Negeri Malang

Mengeksplor Makna Demokrasi Melalui Monolog Lomba Monolog Karnaval Sastra 2024 Universitas Negeri Malang (Najma Salma Nazila)
Mengeksplor Makna Demokrasi Melalui Monolog Lomba Monolog Karnaval Sastra 2024 Universitas Negeri Malang (Najma Salma Nazila)

Medan, Harianbatakpos.com – Pada Sabtu, 23 November 2024, Universitas Negeri Malang menyelenggarakan Lomba Monolog sebagai bagian dari Karnaval Sastra 2024. Acara ini berlangsung di Laboratorium Drama Universitas Negeri Malang dan menghadirkan berbagai karya seni monolog bertema kehidupan masyarakat.

Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah monolog berjudul Demokrasi oleh Ma’i Salsabila, siswi kelas 11 SMK Negeri 3 Malang jurusan Tata Busana.

Monolog ini menggambarkan realitas kehidupan yang sangat mengedepankan prinsip demokrasi namun kemudian mengalami kemunduran akibat ketidakpedulian terhadap hak asasi manusia (HAM) dan praktik korupsi.

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Rico Waas: Bersinergi Bangun Masyarakat Beradab

Monolog berdurasi 15 menit ini disutradarai oleh Ima Salsabillah, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang, dan berhasil membawa Ma’i meraih juara harapan pertama.

Musik Gamelan Menghidupkan Monolog

Acara ini juga menampilkan musik gamelan tradisional yang diaransemen oleh Wahyu Dwi Sukma Mahdi, S.Pd., sebagai pengiring setiap adegan monolog.

Musik ini memunculkan berbagai nuansa, mulai dari suasana ceria hingga tegang, memperkuat pesan cerita. Permainan gamelan dibawakan oleh siswa-siswi SMK Negeri 3 Malang dari jurusan Kuliner dan Perhotelan, seperti Ali Farzan (bonang), Achmad Rizqy Al Malanji (gong), Radif Althof Maulana (demung), Aisyah Azzahra Cahyani (saron), dan Jane Rizky Panjalu (kendang).

Simbolisme Kostum dan Properti

Penampilan Ma’i diperkaya dengan penggunaan kostum dan properti yang memiliki makna simbolis. Kostum daster melambangkan rakyat biasa, sedangkan jas menggambarkan pemimpin perusahaan properti.

Menteri, Gubsu dan BI Sumut Bersinergi Bahas Kembalikan Kartu Hijau Toba Caldera

Properti seperti alat jahit digunakan untuk memperkuat narasi, sementara radio dalam cerita menjadi simbol suara demokrasi yang disuarakan oleh media massa melalui lagu-lagu.

Dengan perpaduan seni peran, musik tradisional, dan simbolisme, Karnaval Sastra 2024 berhasil menjadi ajang eksplorasi seni dan nilai-nilai demokrasi. Acara ini memberikan wawasan sekaligus hiburan yang mendidik bagi penonton.

Disclaimer: Penulis adalah Najma Salma Nazila, Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik (najma.salma.2302526@students.um.ac.id) dan ditulis ulang kembali oleh Yuli Astutik.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *