Jakarta – Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, telah mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan tersebut datang setelah Gantz sebelumnya mengancam akan meninggalkan pemerintahan jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mengesahkan rencana pasca-perang untuk Jalur Gaza.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, Gantz menyatakan, “(Benjamin) Netanyahu telah menghalangi kami untuk mencapai kemenangan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dengan berat hati kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini,” seperti dilansir oleh kantor berita AFP pada Senin (10/6/2024).
Gantz juga menyalahkan Netanyahu atas kegagalan dalam melawan militan Hamas Palestina di Gaza. Dia mendesak untuk adanya pemilu dini, dengan menyatakan bahwa “harus ada pemilu yang pada akhirnya akan membentuk pemerintahan yang akan mendapatkan kepercayaan rakyat dan mampu menghadapi tantangan”.
“Saya memanggil Netanyahu untuk menetapkan tanggal pemilu yang disepakati,” tambah Gantz.
Sebulan sebelumnya, Gantz telah mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari kabinet perang jika Netanyahu tidak menyetujui rencana tersebut.
Meskipun kepergian Gantz diperkirakan tidak akan mengakibatkan jatuhnya pemerintah, yang merupakan sebuah koalisi yang melibatkan partai-partai keagamaan dan ultra-nasionalis.
Partai Persatuan Nasional, yang dipimpin oleh Gantz, telah mengajukan rancangan undang-undang pekan lalu untuk membubarkan Knesset, parlemen Israel, dan mengadakan pemilihan umum lebih awal.
Tantangan Terkait Pengunduran Menteri Benny Gantz dari Kabinet Perang Israel
Jakarta – Langkah pengunduran diri Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, telah menimbulkan berbagai reaksi dan tantangan di tingkat politik Israel. Berikut adalah beberapa hal terkait dengan pengunduran tersebut:
1. Ketegangan dalam Koalisi Pemerintahan
Pengunduran diri Benny Gantz telah meninggalkan ketegangan dalam koalisi pemerintahan Israel. Meskipun kepergian Gantz tidak diharapkan untuk menjatuhkan pemerintah, namun meninggalkannya dalam keadaan rentan dan memicu perdebatan politik yang lebih dalam.
2. Kritik terhadap Kinerja Netanyahu
Dalam pengunduran dirinya, Benny Gantz secara terang-terangan mengkritik kinerja Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam menghadapi konflik dengan militan Hamas di Gaza. Hal ini menunjukkan ketidakpuasan yang dalam terhadap kepemimpinan Netanyahu dan menyoroti ketegangan internal dalam koalisi pemerintahan.
3. Panggilan untuk Pemilu Dini
Dengan pengunduran diri Gantz, panggilan untuk pemilu dini semakin menguat. Partai Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Gantz telah mengajukan rancangan undang-undang untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum lebih awal. Namun, masih ada perdebatan tentang kesesuaian waktu untuk pemilu tersebut.
4. Implikasi terhadap Isu Keamanan
Pengunduran diri Gantz juga dapat memiliki dampak pada isu keamanan di Israel, terutama dalam konteks konflik dengan Palestina dan ketegangan di wilayah tersebut. Perubahan dalam struktur pemerintahan dan kebijakan luar negeri dapat memengaruhi dinamika regional dan hubungan Israel dengan negara-negara tetangga.
Dengan demikian, pengunduran diri Benny Gantz dari kabinet perang Israel telah membuka babak baru dalam politik Israel, dengan berbagai tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah dan pemimpin politik di negara itu.
Komentar