Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengumumkan bahwa pemerintah telah menyiapkan opsi untuk divestasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan terkait dengan tabungan emas.
Dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, Erick mengungkapkan, “Ada dua opsinya, satu cari strategic partner, kedua kita me-link dengan tabungan emas.” Sampai saat ini, Kementerian BUMN belum memiliki opsi untuk melepas saham BRI dan BNI di BSI kepada publik.
Erick menekankan keinginannya untuk menjadikan BSI memiliki mitra strategis, sehingga bank syariah ini mampu meningkatkan daya saing dan masuk dalam 10 bank syariah terbesar di dunia. “Kita mau mastiin, BSI ini kan punya strategis partner supaya yang sekarang nomor 11 terbesar di dunia bisa menjadi top 10,” katanya.
Pilihan untuk terlibat dalam program tabungan emas dianggap sebagai langkah yang menarik. Erick melihat penawaran ini cukup bagus karena tidak semua bank dapat mengadopsinya. Ia juga membuka kemungkinan bagi BRI untuk menambah porsi saham atau bermitra dengan PT Pegadaian dalam menjalankan program tersebut.
“Kemarin ada penawaran, program tabungan emas itu bagus, dan itu kan tidak semua bank boleh. Kalau yang tabungan emas internal, mungkin apakah BRI nambah porsi saham, apa Pegadaian, belum. Saya belum sampai ke sana,” ungkap Erick.
Keputusan terkait divestasi BRI dan BNI masih menunggu pertemuan lanjutan. Erick menyatakan bahwa sudah banyak mitra strategis dari luar yang tertarik untuk terlibat, namun keputusan akhir akan bergantung pada game plan dan nilai tambah (value creation) yang dimiliki oleh BRI.
Komentar