Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kinerja positif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia dalam pertemuan bilateral dengan Treasurer Australia, Jim Chalmers. Dalam kesempatan itu, keduanya berbagi informasi mengenai kondisi ekonomi dan perencanaan reformasi perpajakan di kedua negara.
Menurut Sri Mulyani, Jim Chalmers memberikan insight mengenai persiapan pelaksanaan reformasi perpajakan yang akan diimplementasikan oleh Pemerintah Australia sekitar pertengahan 2024. Sementara itu, Menkeu menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia, termasuk kinerja APBN tahun 2023 yang sangat baik.
“Bagaimana kita tetap bisa melanjutkan agenda pembangunan Indonesia tanpa mengorbankan kesehatan dan kredibilitas APBN,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menekankan pentingnya menjaga kesehatan, kredibilitas, dan kebijakan fiskal yang prudent sebagai modal utama agar Indonesia dapat terus melangkah maju dan mengatasi berbagai tantangan ekonomi.
Pertemuan ini dilaksanakan sebelum agenda Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Sao Paulo, Brasil. Dalam konteks APBN Indonesia, data terkini menunjukkan surplus sebesar Rp31,3 triliun pada Januari 2024, setara dengan 0,14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Surplus tersebut diperoleh dari realisasi pendapatan negara yang melebihi belanja negara. Pendapatan negara mencapai Rp215,5 triliun atau 7,7 persen dari APBN, sedangkan belanja negara tercatat sebesar Rp184,2 triliun, setara 5,5 persen dari APBN.
Penerimaan perpajakan berkontribusi sebesar Rp172,2 triliun atau 7,5 persen dari target sebesar Rp2.309,9 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp43,3 triliun atau setara 8,8 persen terhadap APBN senilai Rp492 triliun.
Keseimbangan primer APBN per Januari 2024 mencapai surplus Rp61,4 triliun. Keseimbangan primer dihitung sebagai selisih antara total pendapatan negara dan belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.
Pada kesempatan itu, Sri Mulyani menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keberlanjutan pembangunan sambil tetap menjaga kesehatan dan kredibilitas APBN. Sinergi antara Indonesia dan Australia dalam memahami dinamika ekonomi global diyakini dapat memperkuat stabilitas keuangan kedua negara.
Komentar