Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan strategi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Melalui akun Instagram resmi @smindrawati, Sri Mulyani menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.
“Saat ini, stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal,” ungkap Sri Mulyani. Dia menekankan pentingnya koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengantisipasi tekanan yang mungkin timbul akibat ketegangan geopolitik tersebut.
Situasi global yang berkembang, termasuk ketegangan antara Iran dan Israel, diprediksi akan berdampak pada perekonomian Indonesia, khususnya terhadap nilai tukar rupiah. Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi potensi gejolak tersebut.
“Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” tambahnya.
Menurut Sri Mulyani, dalam kondisi di mana nilai tukar dolar menguat, penerimaan ekspor Indonesia diprediksi akan meningkat. Namun, dia juga mengingatkan bahwa hal ini bisa meningkatkan harga impor dan berpotensi mendorong inflasi di dalam negeri.
Meskipun demikian, Sri Mulyani menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan tetap resilient dalam menghadapi situasi ini. Dia memastikan bahwa pemerintah terus mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Tidak hanya dalam situasi saat ini, Sri Mulyani juga menegaskan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia akan tetap tangguh di masa depan, seperti halnya saat menghadapi krisis pandemi sebelumnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mengantisipasi dampak dari ketidakpastian di pasar keuangan global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa bank sentral terus mengambil langkah-langkah untuk memastikan stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia tetap terjaga.
Dengan kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat, Indonesia diposisikan sebagai salah satu negara emerging market yang kuat dalam menghadapi tantangan global saat ini.
Penekanan Pada Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Bank Indonesia (BI) telah menyusun strategi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Sri Mulyani menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan bank sentral untuk mengantisipasi dampak dari ketidakpastian geopolitik terhadap ekonomi Indonesia.
“Dalam situasi global yang berkembang, kami memastikan bahwa APBN berperan sebagai shock absorber yang efektif dan kredibel,” kata Sri Mulyani.
Dia juga menyoroti bahwa meskipun nilai tukar yang menguat dapat meningkatkan penerimaan ekspor, namun hal tersebut juga dapat mempengaruhi harga impor dan berpotensi meningkatkan inflasi di dalam negeri.
Bank Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa ekonomi Indonesia tetap kuat berkat kebijakan moneter dan fiskal yang terkoordinasi dengan baik.
Dengan demikian, Sri Mulyani dan Bank Indonesia berada di garis depan untuk mengamankan stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah gejolak geopolitik global.
Komentar