Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan optimisme terkait peningkatan produksi padi di Indonesia melalui penerapan program pompanisasi air. Langkah ini dianggap penting untuk mengatasi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino. Dalam rangka mengantisipasi dampak El Nino, Kementerian Pertanian berencana melakukan pompanisasi pada sungai-sungai terbesar di Pulau Jawa.
Program ini diarahkan untuk mengairi 1 juta hektare lahan pertanian, dengan 500 ribu hektare di Pulau Jawa dan 500 ribu hektare di luar Pulau Jawa. Saat ini, pompanisasi sudah dilakukan di Sungai Bengawan Solo dan Cimanuk. Menteri Pertanian mengungkapkan bahwa kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Kementerian PUPR, BNPB, dan Universitas Pertahanan (Unhan), menjadi kunci dalam mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian untuk mendukung program pompanisasi.
Langkah-langkah lain yang diambil melibatkan pembangunan bendungan untuk mengairi 200 ribu hektare lahan dengan indeks pertanaman (IP) 120 yang dapat meningkat menjadi 240. Selain itu, optimalisasi lahan juga menjadi fokus, dengan pemanfaatan teknologi baru seperti sumur dalam atau sumur dangkal yang sudah diuji coba berhasil di Gunung Kidul.
Amran mengingatkan bahwa program ini bukan hanya untuk memastikan pasokan air selama Maret hingga Juni, tetapi juga untuk mempersiapkan kebutuhan bulan Juli hingga Oktober. Proyeksi data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan perkiraan produksi beras pada Maret 2024 mencapai 3,51 juta ton, memastikan pasokan beras menjelang Ramadhan 1445 Hijriah. Menteri Pertanian mengajak semua petani Indonesia untuk segera melakukan tanam guna mendukung ketersediaan pangan.
Komentar