Medan, HarianBatakpos.com – Indonesia diperkirakan akan mengalami inflasi yang cukup tinggi pada Maret 2025. Hal ini dipicu oleh berakhirnya diskon tarif listrik 50% dan momen bulan Ramadan. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Maret 2025 pada Selasa (8/4/2025). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan naik atau mengalami inflasi secara bulanan sebesar 1,7%.
Secara tahunan, inflasi diproyeksi akan berada pada angka 1,09%. Sebagai catatan, IHK Februari 2025 tercatat deflasi 0,48% (% mtm) dan secara tahunan tercatat deflasi 0,09%. Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, menjelaskan bahwa kenaikan IHK Indonesia ini dipicu oleh peningkatan permintaan selama Ramadan dan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR). Ketiadaan diskon tarif listrik 50% yang telah berakhir pada Februari 2025 juga berkontribusi terhadap lonjakan inflasi, dikutip dari detik.com.
Diskon tarif listrik 50% ini sebelumnya berlaku sejak Januari hingga 28 Februari 2025. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa program ini tidak akan dilanjutkan. Diskon ini ditujukan untuk pelanggan listrik dengan daya 2.200 VA ke bawah, yang meliputi sekitar 81,4 juta pelanggan dari total 84 juta pelanggan PLN.
Kepala Ekonom Maybank, Juniman, menambahkan bahwa inflasi Maret juga dipicu oleh kenaikan harga rokok, BBM non-subsidi, serta harga pangan yang cenderung meningkat. Jika inflasi bulanan Maret 2025 mencapai 1,7%, ini akan menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014. Pada saat itu, inflasi bulanan terpantau sebesar 2,46%.
Kenaikan inflasi yang signifikan ini membutuhkan perhatian dan strategi dari pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga daya beli masyarakat. Dengan demikian, meskipun inflasi diperkirakan akan melesat, langkah-langkah mitigasi perlu segera diambil.
Komentar