Jakarta, harianbatakpos.com – Persaingan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memanas. CEO Meta, Mark Zuckerberg, disebut tengah gencar merekrut para peneliti AI kelas atas untuk membentuk tim superintelligence AI demi ambisi menguasai pasar teknologi masa depan.
Langkah ini dipimpin langsung oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, yang kini menjadi tokoh penting dalam pengembangan AI di Meta. Wang disebut menawarkan paket gaji besar dan bonus penandatanganan mencapai lebih dari US$100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) kepada peneliti AI terkemuka, terutama dari OpenAI.
Namun, CEO OpenAI Sam Altman mengonfirmasi bahwa tawaran fantastis Meta itu belum membuahkan hasil. Dalam podcast bersama saudaranya, Jack Altman, yang dirilis Selasa (17/6/2025), Sam menyebut tidak ada satu pun dari peneliti terbaik OpenAI yang berpindah ke Meta.
“[Meta] menawarkan benefit jumbo kepada anggota tim kami, termasuk bonus US$100 juta dan kompensasi tahunan sangat tinggi. Tapi sejauh ini, saya senang tidak ada dari peneliti terbaik kami yang tergoda untuk pindah,” ujar Altman seperti dikutip pada Jumat (27/6/2025).
Altman menilai loyalitas tim OpenAI dipengaruhi oleh keyakinan kuat mereka terhadap misi perusahaan, yaitu mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI) yang bermanfaat dan aman bagi umat manusia.
Para pengamat menilai, persaingan antara Meta dan OpenAI dalam perekrutan peneliti AI adalah bagian dari perlombaan global dalam inovasi kecerdasan buatan, di mana perusahaan raksasa teknologi berlomba menciptakan sistem AI yang makin canggih dan otonom.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar