Medan, HarianBatakpos.com – Sebuah video viral di Facebook yang menganalisis metadata skripsi Presiden Joko Widodo di repositori digital UGM memicu perdebatan. Video tersebut menyoroti perbedaan waktu pembuatan file PDF skripsi dengan waktu unggahnya ke ETD UGM, memunculkan pertanyaan tentang keasliannya.
Pembuat video mengklaim telah melakukan analisis forensik digital dan menemukan bahwa file skripsi berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi…” dimasukkan ke ETD UGM pada Februari 2019 dan diedit pada April 2025. Metadata file menunjukkan tanggal pembuatan 19 Februari 2018, menggunakan Phantom PDF Printer 7.3.4, dengan font Times New Roman dan Helvetica.
Namun, Bareskrim Polri telah menegaskan bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah asli. Hasil uji laboratorium forensik menunjukkan bahwa dokumen ijazah dan pembandingnya identik, berasal dari produk yang sama. Penyelidikan melibatkan pemeriksaan 39 saksi, termasuk alumni dan pengajar Fakultas Kehutanan UGM, serta analisis forensik digital pada ijazah.
UGM melalui kuasa hukumnya juga menyatakan bahwa data skripsi Presiden Jokowi sesuai standar pengelolaan dokumen akademik. Pencatatan ulang di repositori digital adalah hal yang lumrah dan tidak mengubah substansi keaslian skripsi. Pakar forensik digital menjelaskan bahwa metadata file PDF hanya menunjukkan waktu konversi dokumen, bukan pembuatan konten skripsi. Skripsi fisik asli tetap menjadi acuan utama.
Polemik ini menyoroti bagaimana informasi digital dapat disalahartikan. Namun, keaslian ijazah Presiden Jokowi telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar