Uncategorized
Beranda » Berita » Mie Basah Berformalin Ditemukan Lagi di Pasar Pangururan, Samosir

Mie Basah Berformalin Ditemukan Lagi di Pasar Pangururan, Samosir

Mie Basah Berformalin Ditemukan Lagi di Pasar Pangururan, Samosir
Mie Basah Berformalin Ditemukan Lagi di Pasar Pangururan, Samosir

Samosir, HarianBatakpos.com – Penemuan puluhan kilogram mie basah mengandung formalin baru-baru ini di pusat pasar Pangururan, Kabupaten Samosir, ternyata bukan kali pertama terjadi. Dalam periode empat bulan dari Desember 2024 hingga April 2025, Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopnakerindag) Pemkab Samosir bersama BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) Toba, berhasil mengamankan total 330 kilogram mie basah yang mengandung zat berbahaya tersebut. Barang bukti disita dari pemasok yang sama asal Siantar berinisial GP.

Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Diskopnakerindag Samosir, Boyke Situmorang, didampingi Petugas Pasar Pangururan Antonius Simbolon, memberikan keterangan kepada media terkait penemuan tersebut. “Penemuan mie berformalin pada Desember lalu, kami amankan sebanyak 260 kg dari pelabuhan penyeberangan bersama BPOM. Kemudian, kemarin sekitar 70 kg mie juga ditemukan di pasar oleh petugas. Kedua razia ini berasal dari pemasok yang sama, yakni GP, warga Siantar,” jelas Boyke, Sabtu (12/4).

Boyke menambahkan, selain GP, ada dua pemasok mie basah jenis mie kuning ke Kabupaten Samosir yang terdata, yakni GP dan LM, keduanya berasal dari Siantar. Namun, pasca penemuan 260 kg mie berformalin di Pelabuhan Simanindo-Tiga Ras, GP kembali disebut oleh para pedagang eceran yang mengaku membeli barang dagangannya dari GP saat dilakukan razia di pasar Pangururan.

Apa Benar Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

“Penemuan mie mengandung formalin sudah empat kali terjadi di Samosir. Namun, kejadian ketiga di pelabuhan dan yang terbaru di pusat pasar sudah kami periksa. GP adalah orang yang sama,” ujar Boyke. Dia juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapi pihaknya dalam menindak tegas para pemasok nakal yang merugikan masyarakat, terutama dalam hal kesehatan.

Boyke berharap sinergitas antara berbagai instansi terkait dapat memperkuat pengawasan dan penindakan terhadap peredaran bahan makanan berbahaya ini. “Kami tidak tahu pasti berapa banyak masyarakat Samosir yang telah mengonsumsi makanan yang mengandung formalin. Itu sangat berbahaya untuk kesehatan jangka panjang. Kami berharap dengan sinergi yang lebih kuat, peredaran mie berformalin ini bisa dicegah agar tidak terulang lagi,” harap Boyke.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *