Nasional
Beranda » Berita » Miftah Maulana Didesak Mundur: Legislator PKB Berikan Tanggapan

Miftah Maulana Didesak Mundur: Legislator PKB Berikan Tanggapan

Miftah Maulana Didesak Mundur: Legislator PKB Berikan Tanggapan
Miftah Maulana Didesak Mundur: Legislator PKB Berikan Tanggapan

Medan,  HarianBatakpos.com –  Desakan publik agar Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang akrab disapa Gus Miftah, dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Presiden Bidang Kerukunan Beragama, semakin menguat.

Legislator dari Partai Kebangkitan Bangsa, Jazilul Fawaid, menganggap hal ini sebagai bagian dari kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.

“Kalau soal desakan, sorotan publik, pandangan publik, tentu variatif,” ujar Jazilul di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 4 Desember 2024.

Banyak Hari Besar, Tapi Nggak Ada Libur Nasional di November 2025

Banyak masyarakat yang merasa geram dengan pernyataan Miftah yang dianggap merendahkan seorang pedagang minuman. Jazilul menekankan bahwa setiap orang berhak mengemukakan pendapatnya, terutama ketika situasi memicu kegeraman.

“Ya kita gak bisa melarang,” katanya, menunjukkan bahwa suara masyarakat harus didengar dan dihargai.

Salah satu yang secara tegas meminta Miftah dicopot adalah aktivis perempuan Kalis Mardiasih. Ia menyuarakan ketidakpuasan melalui media sosial, menegaskan bahwa tindakan Miftah yang menghina martabat orang lain tidak pantas untuk seorang pejabat yang mengurusi isu toleransi.

“Ora nduwe isin! PECAT,” tegas Kalis dalam keterangannya.

Whoosh Sudah Mampu Menutup Biaya Operasional

Video yang merekam momen Miftah melontarkan kalimat menghina seorang pedagang es teh menjadi viral. Dalam video tersebut, Miftah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati, “Es tehmu seh akeh ra? Yo kono didol goblok.”

Setelah kontroversi ini, Miftah meminta maaf secara resmi dan mengakui kesalahannya. “Saya minta maaf atas kehilafan saya,” ucapnya dalam video klarifikasi.

Miftah juga menyebutkan bahwa ia telah menerima teguran dari Sekretaris Kabinet untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik. Kesadaran ini merupakan langkah penting dalam menjaga reputasi dan integritas sebagai Utusan Presiden.

Dengan situasi ini, penting bagi publik untuk tetap kritis dan mendorong pejabat agar lebih berhati-hati dalam setiap ucapan dan tindakan mereka.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *