Nasional
Beranda » Berita » Miftah Maulana Minta Maaf Usai Dikecam: Pelajaran dari Insiden Bully Tukang Es

Miftah Maulana Minta Maaf Usai Dikecam: Pelajaran dari Insiden Bully Tukang Es

Miftah Maulana Minta Maaf Usai Dikecam: Pelajaran dari Insiden Bully Tukang Es
Miftah Maulana Minta Maaf Usai Dikecam: Pelajaran dari Insiden Bully Tukang Es

Medan,  HarianBatakpos.com –  Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman, yang akrab disapa Gus Miftah, meminta maaf setelah video bully tukang es teh menjadi viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Miftah mengaku hanya bercanda kepada tukang es, tetapi reaksi publik menunjukkan ketidakpuasan terhadap ucapannya.

“Dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” ujar Miftah dalam video yang ditayangkan di YouTube KH Entertainment.

BMKG Catat Suhu Harian Tertinggi di Indonesia Capai 37,8 Derajat

Gus Miftah berjanji akan meminta maaf secara langsung kepada tukang es tersebut. “Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” lanjutnya.

Selain itu, ia juga meminta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang ditimbulkan. “Saya juga meminta maaf pada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu dengan candaan saya,” ungkapnya.

Miftah menekankan pentingnya kehati-hatian dalam berbicara di depan publik, terutama setelah insiden ini.

Sebelum permohonan maafnya, video Miftah yang mengolok-olok penjual es di Magelang menuai kritik dari netizen. Dalam rekaman tersebut, Miftah terlihat mengeluarkan kata kasar kepada pedagang, yang saat itu tengah menjajakan dagangannya.

Viral di TikTok, Anggota DPR Prana Putra Sohe Dipanggil ke MKD Terkait Gestur Tak Pantas

Reaksi negatif dari publik menunjukkan bahwa apa yang dianggap candaan oleh Miftah tidak diterima dengan baik oleh masyarakat.

Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya etika dalam berkomunikasi, terutama bagi tokoh publik. Ucapan yang tidak sensitif dapat menimbulkan dampak yang luas, seperti yang terlihat dalam reaksi netizen terhadap video tersebut.

Gus Miftah kini berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di masa mendatang.

Permohonan maafnya adalah langkah awal untuk meredakan ketegangan dan memperbaiki citra di mata publik. Dengan demikian, harapan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap tokoh agama tetap dapat terjaga.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *