Padang – BP: Kasus hilangnya bukti rekaman CCTV terus menjadi sorotan publik. Terbaru, kasus kematian siswa SMP di Padang, Afif Maulana (13), menambah daftar panjang kasus yang diduga ditutupi oleh hilangnya rekaman CCTV.
Kasus 1: Kematian Siswa SMP di Padang
Afif Maulana ditemukan tewas di Sungai Batang Kuranji pada 9 Juni 2024. LBH Padang mempertanyakan keputusan Polda Sumatera Barat yang cepat menutup kasus ini, sementara masih banyak saksi kunci yang belum diperiksa. Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, mengklaim bahwa rekaman CCTV di Polsek Kuranji hanya bertahan 11 hari karena keterbatasan kapasitas penyimpanan 1 terabyte, sehingga rekaman kejadian pada hari kematian Afif sudah terhapus.
Kasus 2: Tragedi Kanjuruhan
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022, juga diwarnai hilangnya rekaman CCTV. Laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyebut rekaman selama 3 jam di lobi utama dan area parkir stadion hilang. CCTV tersebut merekam pergerakan kendaraan polisi yang membawa tim Persebaya keluar stadion.
Kasus 3: Pembunuhan Brigadir J
Kasus pembunuhan Brigadir J pada 8 Juli 2022 melibatkan hilangnya rekaman CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo. Rekaman tersebut diambil oleh anak buah Sambo, AKP Irfan Widyanto, atas perintah Sambo. Rekaman ini penting karena menunjukkan bahwa Brigadir J masih hidup saat Sambo tiba di lokasi.
Kasus 4: Penembakan Anggota FPI
Pada 7 Desember 2020, enam anggota Front Pembela Islam (FPI) tewas ditembak di Tol Jakarta-Cikampek. Direktur Utama PT Jasa Marga saat itu mengungkapkan bahwa ada gangguan pada 23 kamera CCTV di sepanjang tol. Komnas HAM menemukan bahwa anggota polisi mengambil kamera CCTV di rest area Km 50.
Kasus-kasus ini menunjukkan pola hilangnya rekaman CCTV yang menjadi bukti penting dalam penyelidikan. Hilangnya bukti ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap transparansi dan integritas penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Komentar