Sumatera Barat-Bp: Kasus kematian siswa SMP bernama Afif Maulana (AM) di Sumatera Barat (Sumbar) tengah menjadi sorotan publik. Dugaan bahwa Afif tewas setelah terjun ke sungai kini menuai berbagai reaksi dan analisis dari berbagai pihak. Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, mengungkap bahwa Afif tewas bukan karena dianiaya polisi, melainkan terjatuh saat melarikan diri.
Menurut Suharyono, insiden ini berawal dari pengejaran polisi terhadap sekelompok siswa yang diduga akan tawuran. Seorang saksi yang juga dikejar polisi menyatakan bahwa Afif sempat mengajaknya terjun ke sungai untuk menghindari kejaran aparat. Namun, saksi tersebut menolak ajakan Afif dan tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Afif kemudian ditemukan tewas di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6) dilansir dari tvOnenews.com
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, mempertanyakan kemungkinan Afif melompat dari atas jembatan. Menurut Reza, pengaruh teman sebaya sangat besar terhadap remaja seperti Afif, baik dalam berpikir maupun beraktivitas. Reza menjelaskan bahwa pada malam kejadian, Afif berada dalam situasi yang menakutkan dan kritis.
“Kombinasi ketakutan dan tekanan membuat sistem berpikir Afif bekerja sangat cepat dan sederhana. Dalam situasi genting, remaja cenderung mengikuti perilaku teman-temannya,” kata Reza. Ia menambahkan bahwa sangat tidak mungkin Afif memilih melompat dari jembatan jika teman-temannya tidak melakukan hal yang sama.
Reza menekankan bahwa dalam situasi genting tersebut, probabilitas Afif mengambil keputusan yang sama dengan teman-temannya sangat besar. “Afif akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya,” ujarnya.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan analisis dari pakar seperti Reza memberikan perspektif baru mengenai dinamika psikologis yang mungkin dialami oleh Afif saat kejadian. Hingga kini, publik terus menunggu perkembangan terbaru dari investigasi kasus yang menghebohkan ini.
Komentar