Padang – BP: Kasus kematian Afif Maulana (13), seorang siswa SMP di Padang, Sumatera Barat, memicu kontroversi besar. Keluarga korban menantang Polda Sumatera Barat untuk membuka rekaman CCTV Polsek Kuranji guna memastikan bahwa Afif tidak ditangkap dan disiksa oleh polisi sebelum meninggal.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menuntut transparansi dari pihak kepolisian. “Jika Polda yakin Afif Maulana tidak ada di Polsek Kuranji, ayo tunjukkan rekaman CCTV-nya agar bisa diaudit bersama,” ujar Indira Suryani, Direktur LBH Padang.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, membantah tuduhan tersebut. “CCTV di Polsek Kuranji hanya mengarah ke halaman depan, bukan ke jalan. Pernyataan LBH Padang menyesatkan,” katanya. Suharyono menjelaskan bahwa kapasitas penyimpanan CCTV hanya 1 terabyte, sehingga rekaman hanya bertahan 11 hari.
Sebelumnya, LBH Padang mengajukan pengaduan ke Propam Polri di Jakarta, mendesak agar kasus kematian Afif diusut tuntas. Mereka juga mengingatkan bahwa pada tanggal 25 Juni 2024, Kapolda Sumatera Barat berjanji memberikan salinan autopsi dan CCTV, namun hingga kini belum terealisasi.
Keluarga Afif Maulana terus memperjuangkan keadilan dan transparansi atas kematian anak mereka. Mereka menolak segala upaya untuk menutup-nutupi kasus ini dan menginginkan kebenaran terungkap.
Komentar