Medan, HarianBatakpos.com – Miftah Maulana Habiburrahman mengumumkan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Keputusan ini diambil setelah ia menghadapi kecaman publik akibat pernyataannya yang dianggap merendahkan seorang penjual es teh.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Miftah menjelaskan bahwa pengunduran dirinya bukan hasil dari tekanan pihak manapun.
Disadur dari kompas.com “Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ujar Miftah.
Ia menegaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada rasa cinta dan tanggung jawab kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat. Miftah berharap langkah ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak..
Sebelum mundur, Miftah menerima banyak kritik dari masyarakat. Video yang menunjukkan dirinya menghina penjual es teh di sebuah pengajian viral di media sosial, memicu munculnya tujuh petisi di change.org yang meminta agar ia dicopot dari jabatannya.
Miftah pun telah meminta maaf kepada pedagang es teh yang bernama Sunhaji, namun respons dari masyarakat tetap beragam.
Dalam situasi ini, mundurnya Miftah Maulana dapat dilihat sebagai langkah yang mencerminkan kesadaran akan dampak sosial dari pernyataan publik. Keputusan ini menekankan pentingnya etika dalam berkomunikasi, terutama bagi seorang pemimpin.
Dalam konteks kerukunan beragama, langkah ini diharapkan dapat memperbaiki hubungan antar masyarakat dan menghindari konflik yang tidak perlu.
Kesimpulannya, pengunduran diri Miftah Maulana bukan hanya sekadar langkah pribadi, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab sosial yang lebih besar. Hal ini menjadi panggilan bagi semua individu untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, terutama di era digital saat ini.
Komentar