Pada Kampanye Akbar Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang digelar di Jakarta Internasional Stadium (JIS) pada Sabtu (10/2/2024), sorotan tertuju pada dua sosok yang menghadirkan momen unik, yaitu Narji dan Ramzi dilansirri dari Suara.com.
Narji, dengan nada sindiran, menyampaikan keheranannya atas minimnya partisipasi artis dalam mendukung kubu Anies-Muhaimin. Dengan tegas, ia menyinggung bahwa hanya ada dua artis yang terlihat mendukung, sementara yang lain tampak enggan bergabung. “Ramzi, loe udah teriak-teriak aje, ni ngomong-ngomong Artis disini cuma dua? yang lain enggak berani ape?” ujar Narji, mempertanyakan keberadaan artis lain yang seharusnya mendukung koalisi perubahan.
Menanggapi sindiran Narji, Ramzi dengan mantap menyatakan bahwa mereka sedang berjuang, bukan sekadar bekerja. “Hati berbicara, Kami sedang berjuang bukan sedang bekerja,” ucap Ramzi dengan penuh keyakinan, disambut riuh pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang hadir dalam kampanye tersebut.
Komentar tajam dari Narji dan respons lugas dari Ramzi menyoroti dinamika politik dan peran para publik figur, terutama artis, dalam mendukung kandidat politik. Fenomena ini menggambarkan pentingnya dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan selebriti, dalam proses politik sebuah negara.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran artis dalam kampanye politik memiliki pengaruh besar terhadap opini publik. Dukungan mereka dapat membentuk citra dan popularitas seorang kandidat. Oleh karena itu, sindiran Narji terhadap minimnya partisipasi artis dalam kampanye Anies-Muhaimin dapat dianggap sebagai refleksi dari kekecewaan atas kurangnya dukungan dari kalangan selebriti.
Namun, respons Ramzi yang menegaskan bahwa mereka sedang berjuang, bukan sekadar bekerja, menggambarkan komitmen mereka terhadap perubahan yang diusung oleh Anies-Muhaimin. Hal ini menggarisbawahi bahwa dukungan dalam konteks politik bukanlah semata-mata tentang popularitas atau ketenaran, tetapi juga tentang kesungguhan dalam membela visi dan misi yang diusung oleh pasangan calon yang dipilih.
Pada akhirnya, momen unik ini menjadi perbincangan hangat dalam kampanye Anies-Muhaimin, menyoroti kompleksitas dan dinamika politik di Indonesia. Dengan masih rendahnya partisipasi artis dalam mendukung koalisi perubahan, hal ini menjadi tantangan bagi para penggiat politik untuk terus memperluas basis dukungan dan membangun momentum yang lebih kuat menjelang pemilihan presiden.
Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya peran aktif masyarakat dalam menentukan arah politik negara. Politik bukanlah urusan segelintir orang atau kelompok tertentu, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan perubahan yang diinginkan.
Dengan demikian, sindiran Narji dan respons Ramzi tidak hanya menjadi cerminan dari realitas politik saat ini, tetapi juga merupakan panggilan untuk lebih aktif terlibat dalam proses demokrasi dan memastikan bahwa suara dan aspirasi masyarakat didengar dan diwakili dengan baik oleh para pemimpin yang terpilih.
Komentar