HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan bahwa pertempuran sengit antara militer Israel dan militan Hamas di Kota Rafah, Gaza selatan, hampir mencapai titik akhir. Netanyahu menegaskan bahwa fase intensitas pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir, meskipun ini tidak berarti perang secara keseluruhan akan berakhir, tetapi fase intensitasnya di Rafah akan segera usai.
Dalam wawancara dengan Channel 14, media pro-Netanyahu di Israel, Netanyahu menyatakan bahwa setelah fase intensitas berakhir, beberapa pasukan akan dipindahkan kembali ke sisi utara untuk tujuan pertahanan dan pemulangan warga yang terdampak. Netanyahu menegaskan bahwa perang bukanlah tujuan akhir, tetapi lebih pada penyelesaian fase intensitas pertempuran, seperti disadur dari laman VOAIndonesia.com.
Netanyahu menekankan bahwa dirinya tidak akan menyetujui kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza, namun ia terbuka pada kesepakatan sebagian yang memungkinkan pemulangan sebagian sandera yang masih ditahan di Gaza. Tujuan utama Israel adalah untuk mengembalikan sandera yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza.
Meskipun Amerika Serikat ragu dengan kemampuan Israel untuk menghapus Hamas sepenuhnya, Israel terus menegaskan tekadnya. Netanyahu menyatakan bahwa kehadiran militer di Gaza akan dipertahankan dalam jangka waktu tertentu setelah pertempuran mereda di Rafah.
Netanyahu juga menyoroti pentingnya membentuk pemerintahan sipil di Gaza dengan dukungan eksternal untuk mengelola pasokan kemanusiaan dan urusan sipil di Jalur Gaza. Meskipun demikian, Israel kembali menegaskan ketidaktertarikannya terhadap peran Hamas atau Otoritas Palestina dalam pengelolaan Gaza.
Dalam konteks pengiriman senjata dari Amerika Serikat, Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa perselisihan dengan AS mengenai kecepatan pengiriman senjata ke pasukan Israel yang bertempur melawan Hamas akan segera terselesaikan. Meskipun ada penundaan dalam pengiriman senjata tertentu sejak bulan Mei, Israel optimis bahwa masalah ini akan segera diselesaikan, meskipun ada kebingungan antara klaim Netanyahu dan pernyataan resmi pemerintah AS.
Komentar