Olahraga
Beranda » Berita » Netizen Malaysia Tak Terima Indonesia Dapat Emas Pencak Silat

Netizen Malaysia Tak Terima Indonesia Dapat Emas Pencak Silat

Atlet Pencak Silat Indonesia

MEDAN-BP: Atlet Indonesia kini mendapatkan dua belas medali emas cabang pencak silat di Asian Games 2018. Emas pencak silat pertama diperoleh oleh Puspa Arumsari, sementara emas terakhir diperoleh oleh Abdul Malik.

Pencapaian ini, tak pelak memunculkan komentar-komentar sumbang dari pengguna media sosial di Malaysia.

Salah satunya komentar netizen Malaysia di bawah ini, yang tidak percaya Indonesia bisa mendapatkan banyak kemenangan di cabang ini dan mengatakan itu penipuan.

8 Klub yang Lolos Perempat Final Piala Dunia Klub 2025

Akun Twitter Syed Saddiq menuliskan: Kamu tetap pemenang di mata dan hati kami semua brother Al Jufferi. Jangan sesekali minta maaf. NEVER. Saya tidak akan terima. Saya berdiri teguh bersama anda, pewira kita.
Inshaallah, Allah will reward you in many more ways brother.
#MalaysiaBoleh

Kemudian akun yang bernama nuna membalas cuitan tersebut
Kesian gila. Buatlah bantahan. Semua kategori pencak silat dia sapu. Menipu betul!

Akibatnya, banyak “Perang Komentar” pada cuitan tersebut.

Bahkan ada netizen Indonesia yang menanggapi, “Kesel aku tuh. Sorry not sorry yah Malaysian, mental kami memang mental juara. kalau memang kami mau curang mah nama negara kami sudah di urutan pertama! Nggak, kalian nggak sespesial itu kok sampai kami curi medali dari kalian yang memang kurang medali.”

Arkhan Kaka Resmi Jadi Anggota TNI AD, Karier Sepak Bola dan Militer Kini Berjalan Seiring

Netizen Malaysia lainnya menanggapi, “Berat sebelah pada pihak tuan rumah memang selalu berlaku. Takpelah, saudara Jufferi tu saya memang lihat dia sangat berbakat, cuma mungkin bukan rezeki dia pada masa ini.”

Namun sayangnya, akibat cuitan tersebut satu per satu aib mereka malah terbongkar sendiri.

Pertama, Al-Jufferi Jamari yang merasa dicurangi oleh wasit lantas melaspiaskan kekecewaannya dengan merusak fasilitas pemanasan Pendopo Pencak Silat TMII yang diplot sebagai venue pertandingan.

Al-Jufferi Jamari merusak fasilitas

Tentu saja merusak properti karena kalah bukan tindakan yang baik. Belum lagi rupanya dulu Malaysia diberitakan mengadakan ajang olahraga terburuk sepanjang sejarah SEA Games.

Netizen Indonesia ada yang memberikan pembelaan dengan membagikan berita terkait perlombaan SEA Games ke 29 di Kuala Lumpur yang bahkan media luar menyoroti banyak kecurangan.

Media luar menyoroti kecurangan di Sea Games 2017 Kuala Lumpur.

Beberapa daftar kecurangan, keganjilan dan kekurangan saat SEA Games 2017 di Malaysia:

1. Itu kemenangan kedua SEA Games Malaysia setelah mereka meraih kemenangan pertama mereka pada tahun 2001 dengan event yang juga berlangsung di Kuala Lumpur.

2. Indonesia menuduh Malaysia melakukan kecurangan dalam turnamen Pencak Silat setelah nilai Malaysia diberikan terlalu tinggi.

3. Seorang pejuang Malaysia dinyatakan sebagai pemenang setelah dia secara tidak sengaja terluka di final melawan seorang atlet Thailand.

4. Seorang atlet Malaysia memenangkan medali emas setelah dia tampaknya berlari di peregangan akhir ke garis finish.

5. Penyelenggara mengubah tempat-tempat kompetisi dengan pemberitahuan singkat beberapa kali.

6. Para pemain bola voli perempuan Thailand mengatakan bahwa penyelenggara tidak mengatur transportasi ketika mereka tiba di bandara.

7. Para pemain juga mengatakan sarapan yang disiapkan tidak cukup untuk mereka semua.

Media Thailand bahkan pernah sangat kecewa saat itu dengan Malaysia.

Malaysia yang dinobatkan sebagai juara umum SEA Games ke-29 di kandang sendiri rupanya dianggap penuh “setingan”.

Orang-orang Malaysia bangga dengan keberhasilan mereka.

Media Malaysia juga pernah kecewa dengan Malaysia dalam ajang olahraga.

Namun bagi negara lain , termasuk Thailand, dari pejabat, atlet, wartawan, hingga penggemar, KL 2017 dikatakan turnamen terburuk dalam sejarah SEA Games.

Emosi sangat tinggi di kalangan penggemar dan jurnalis Thailand yang telah melampiaskan kemarahan dan frustasi mereka dengan menamai SEA Games Kuala Lumpur menjadi “SEA Kong” (SEA Cheating) atau “SEA Curang”.

Sumber: Intisari (ES)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *