Menjelang Pilkada DKI Jakarta pada 27 November 2024, tiga pasangan calon (paslon) gubernur berlaga, yakni Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno. Warga DKI Jakarta akan segera menentukan pilihan mereka, namun bagaimana ahli nama memandang peruntungan masing-masing paslon?
Ni Kadek Helen, S.Psi, M.Ed, seorang transpersonal dan pakar nama, memberikan analisis mendalam terkait kekuatan nama para calon gubernur Jakarta.
Heleni, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa Ridwan Kamil dan Pramono Anung memiliki potensi keberhasilan yang hampir setara, dengan kekuatan nama mencapai 80%, dilansir dari Liputan6.com.
Potensi Nama Ridwan Kamil dan Pramono Anung
Menurut Ni Kadek Helen, kekuatan utama dari nama Ridwan Kamil terletak pada kode kekuasaan, yang dapat memberikan potensi untuk memegang kendali publik dan pengaruh atas kelompok besar.
“Ini akan memberikan potensi untuk memegang kendali publik dan mempunyai pengaruh dalam kegiatan usaha dalam kurun waktu lama,” jelas Heleni.
Sementara itu, Pramono Anung, yang lahir pada 11 Juni 1963, memiliki kekuatan nama yang mirip dengan Ridwan Kamil. “Kekuatan nama Pramono Anung ada pada kode capability, yaitu kemampuan melakukan pekerjaan dengan totalitas serta berpegang teguh pada prinsip dan misi baik,” tambah Heleni.
Keselarasan Pasangan Calon
Dalam analisis pasangan calon, Heleni menilai bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono memiliki keselarasan yang positif, berkat kombinasi kemampuan imajinasi dan perencanaan Ridwan Kamil dengan keterampilan interpersonal Suswono.
“Namun, keduanya perlu mengendalikan sikap impulsif mereka,” pesan Heleni. Sementara itu, pasangan Pramono Anung-Rano Karno memiliki hubungan yang intuitif dan saling memahami, yang dapat membuat mereka sukses bersama.
Dharma Pongrekun-Kun Wardana juga disebut memiliki potensi meski tantangan lebih besar bagi Dharma untuk terpilih sebagai gubernur. “Tahun 2024 ke atas merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Dharma Pongrekun,” ujar Heleni.
Komentar