Hiburan Mancanegara Selebritis Tekno
Beranda » Berita » Nicole Kidman Berbagi Kekhawatiran: Legasi dan Kecerdasan Buatan (AI) di Masa Depan

Nicole Kidman Berbagi Kekhawatiran: Legasi dan Kecerdasan Buatan (AI) di Masa Depan

Nicole Kidman mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan karya-karyanya akan tergantikan oleh kecerdasan buatan atau AI di masa depan yang masih menuai pro dan kontra.

Dalam wawancara dengan Vogue Australia, aktris berusia 56 tahun itu secara lugas menyampaikan kekhawatirannya terkait legasinya. “Asalkan tidak digantikan oleh AI,” ujar Kidman dengan nada lelucon. “Maaf! Ada banyak perbincangan tentang itu saat ini.”

Kidman lebih memilih untuk berfokus pada hal yang dapat terlihat, yaitu memberikan pembelajaran dan nilai kepada anak-anaknya, dilansir dari CNN Indonesia.

25 Ide Lomba 17 Agustus di Kantor, Seru Bangun Kekompakan Tim Kerja

Dengan empat anak, termasuk dua anak adopsi bersama mantan suaminya Tom Cruise dan dua anak perempuan bersama suaminya Keith Urban, Kidman berharap anak-anaknya akan membuat perbedaan di dunia dan berkomitmen untuk menjaga planet ini.

Tidak hanya Kidman, kekhawatiran terhadap kecerdasan buatan juga dialami oleh banyak kalangan, termasuk penulis dan aktor Hollywood.

Beberapa waktu lalu, mereka bahkan melakukan mogok sebagai bentuk protes terhadap potensi ancaman AI terhadap pekerjaan dan masa depan mereka.

Selain itu, munculnya konten deepfake AI yang menggunakan wajah selebriti, seperti yang terjadi pada Taylor Swift, semakin mempertegas kekhawatiran terkait dampak negatif teknologi AI.

PM Malaysia Tanggapi Demo Mundur, Tekankan Demokrasi dan Dialog Publik

Data Home Security Heroes menunjukkan bahwa jumlah video deepfake yang menyebar secara global mencapai 95.820 pada tahun 2023.

Survei World Economic Forum (WEF) dalam Global Risk Report 2024 juga menyoroti risiko yang dihadapi oleh kecerdasan buatan. Misinformasi dan disinformasi yang dihasilkan oleh AI masuk dalam daftar 10 ancaman global teratas untuk tahun 2024, dua tahun ke depan, dan sepuluh tahun ke depan.

Tren perkembangan teknologi AI juga menunjukkan risiko seiring dengan peningkatan praktik deepfake yang semakin sulit untuk dibedakan antara konten asli dan palsu, mirip dengan masalah “revenge porn.”

Artikel ini mencerminkan keprihatinan yang luas terhadap konsekuensi dari perkembangan teknologi AI yang semakin pesat di berbagai bidang kehidupan.

Nicole Kidman mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan karya-karyanya akan tergantikan oleh kecerdasan buatan atau AI di masa depan yang masih menuai pro dan kontra.

Dalam wawancara dengan Vogue Australia, aktris berusia 56 tahun itu secara lugas menyampaikan kekhawatirannya terkait legasinya. “Asalkan tidak digantikan oleh AI,” ujar Kidman dengan nada lelucon. “Maaf! Ada banyak perbincangan tentang itu saat ini.”

Kidman lebih memilih untuk berfokus pada hal yang dapat terlihat, yaitu memberikan pembelajaran dan nilai kepada anak-anaknya, dilansir dari CNN Indonesia.

Dengan empat anak, termasuk dua anak adopsi bersama mantan suaminya Tom Cruise dan dua anak perempuan bersama suaminya Keith Urban, Kidman berharap anak-anaknya akan membuat perbedaan di dunia dan berkomitmen untuk menjaga planet ini.

Tidak hanya Kidman, kekhawatiran terhadap kecerdasan buatan juga dialami oleh banyak kalangan, termasuk penulis dan aktor Hollywood.

Beberapa waktu lalu, mereka bahkan melakukan mogok sebagai bentuk protes terhadap potensi ancaman AI terhadap pekerjaan dan masa depan mereka.

Selain itu, munculnya konten deepfake AI yang menggunakan wajah selebriti, seperti yang terjadi pada Taylor Swift, semakin mempertegas kekhawatiran terkait dampak negatif teknologi AI.

Data Home Security Heroes menunjukkan bahwa jumlah video deepfake yang menyebar secara global mencapai 95.820 pada tahun 2023.

Survei World Economic Forum (WEF) dalam Global Risk Report 2024 juga menyoroti risiko yang dihadapi oleh kecerdasan buatan. Misinformasi dan disinformasi yang dihasilkan oleh AI masuk dalam daftar 10 ancaman global teratas untuk tahun 2024, dua tahun ke depan, dan sepuluh tahun ke depan.

Tren perkembangan teknologi AI juga menunjukkan risiko seiring dengan peningkatan praktik deepfake yang semakin sulit untuk dibedakan antara konten asli dan palsu, mirip dengan masalah “revenge porn.”

Artikel ini mencerminkan keprihatinan yang luas terhadap konsekuensi dari perkembangan teknologi AI yang semakin pesat di berbagai bidang kehidupan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *