HarianBatakpos.com – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diikuti dengan penantian pelaku pasar perihal perkembangan ekonomi AS yang berujung pada potensi penurunan suku bunga AS. Nilai tukar rupiah hari ini menjadi sorotan utama.
Dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 0,22% di angka Rp16.245/US$ pada hari ini, Kamis (25/7/2024). Hal ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (24/7/2024) yang terdepresiasi sebesar 0,03%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:59 WIB turun 0,14% di angka 104,24. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,39.
Lemahnya nilai tukar rupiah hari ini pada perdagangan hari ini tak lepas dari penantian pelaku pasar perihal data perekonomian AS malam hari ini dan esok hari (26/7/2024).
Pada malam hari ini AS akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal II-2024. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal memperkirakan PDB dapat tumbuh dengan laju tahunan sebesar 2,1% year on year/yoy pada kuartal kedua.
Sementara esok hari, AS akan merilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang akan menjadi perhatian pelaku pasar apakah kembali memanas atau tidak.
Kedua data ini tentu akan berdampak pada ekspektasi pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) tahun ini.
Hal ini juga dipertegas oleh Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray yang menyebutkan bahwa mundurnya Joe Bide dari bursa Pilpres AS sehingga Donald Trump berpotensi melawan Kamala Harris menjadi sentimen yang turut mempengaruhi pergerakan pasar. Namun fokus pasar lebih tertuju pada arah pemangkasan Fed Funds Rate dibandingkan Pilpres AS.
Nilai tukar rupiah hari ini menjadi indikator penting bagi pelaku pasar dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berkembang.
Komentar