Ekbis
Beranda » Berita » Nilai Tukar Rupiah Melemah Akibat Ketegangan Dagang China-AS

Nilai Tukar Rupiah Melemah Akibat Ketegangan Dagang China-AS

Nilai Tukar Rupiah Melemah Akibat Ketegangan Dagang China-AS
Ilustrasi rupiah dan dloar (Foto: Dok. Jakartadaily.id)

Jakarta, harianbatakpos.com – Nilai tukar rupiah diprediksi akan terus melemah menyusul kontraksi aktivitas manufaktur di China dan memanasnya hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa pelemahan ini turut dipicu oleh sentimen negatif dari data manufaktur China yang menunjukkan penurunan tak terduga.

“Data dari China baru saja dirilis dengan hasil aktivitas manufaktur yang anjlok ke level 48,3, jauh di bawah ekspektasi 50,6 untuk ekspansi. Ini menjadi salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah,” ujarnya di Jakarta, Selasa.

Menurut Lukman, konflik dagang antara China dan AS menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Presiden AS Donald Trump, seperti dikutip dari Anadolu Agency, menuduh China melanggar kesepakatan dagang yang sebelumnya telah disepakati. Tuduhan ini, meski tanpa rincian jelas, menambah kekhawatiran terhadap kestabilan perdagangan global.

Menko Zulhas Tekankan Konsumsi Susu Lokal, Strategi Tingkatkan Gizi Anak Indonesia

China dengan tegas membantah tuduhan Trump dan menegaskan akan terus melindungi kepentingannya. Kementerian Perdagangan China menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar dan mengancam kestabilan ekonomi global. Ketegangan meningkat setelah AS memberlakukan kontrol ketat atas ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China dan mencabut visa bagi pelajar asal Tiongkok.

Akibat meningkatnya ketegangan ini, pasar global kembali diliputi kekhawatiran bahwa kesepakatan dagang jangka panjang sulit tercapai. Hal ini pun memperburuk sentimen pasar dan memperlemah posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Liu Pengyu, Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington, menyerukan agar AS segera memperbaiki kebijakan yang diskriminatif terhadap China dan menegakkan konsensus pertemuan tingkat tinggi di Jenewa. Ketidakpastian perdagangan ini turut mendorong investor untuk beralih ke aset-aset aman.

Sementara itu, AS dan China telah menyepakati penurunan tarif impor selama 90 hari. Tarif bea masuk AS terhadap produk China diturunkan dari 145 persen menjadi 30 persen, sedangkan tarif China terhadap AS dipotong dari 125 persen menjadi 10 persen mulai 14 Mei.

Investasi Rp1.627 Triliun! Indonesia-Singapura Bangun Panel Surya dan Kawasan Industri Hijau

Namun demikian, Presiden Trump tetap mengumumkan kenaikan besar untuk tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen pada Jumat (30/5), dengan alasan untuk melindungi industri dalam negeri. Kenaikan tarif ini disebutnya penting untuk menutup celah yang selama ini dimanfaatkan para pesaing asing.

Pada Selasa pagi, Lukman melaporkan bahwa dolar AS mengalami rebound karena investor berspekulasi terkait kemungkinan perubahan sikap Trump menjelang penerapan kenaikan tarif tersebut. Ia menambahkan bahwa aksi profit taking juga turut mempengaruhi pergerakan dolar dan nilai tukar rupiah.

Dengan kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS. Pada awal perdagangan Selasa pagi di Jakarta, rupiah tercatat melemah 37 poin atau 0,23 persen ke level Rp16.290 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.253.

Ikuti saluran harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan