Nilai Tukar Rupiah Melemah Akibat Suku Bunga The Fed Tak Kunjung Turun

Jakarta, HarianBatakpos.com - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang terus menurun. Hal ini disampaikan oleh Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, yang menyebut bahwa pasar kini mulai meragukan kemungkinan pemangkasan suku bunga secara agresif oleh The Fed.
“Memang berkurang ekspektasi penurunan suku bunga secara agresif,” kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan laporan Xinhua, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25-4,5 persen. Langkah ini diambil seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap mitra dagangnya, yang berpotensi memicu ketidakstabilan global dan turut memengaruhi nilai tukar rupiah melemah.
The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga pada awal tahun ini dan belum menunjukkan sinyal kuat untuk menurunkannya kembali. Gubernur The Fed Jerome Powell menjelaskan bahwa mereka masih mengadopsi pendekatan “wait and see” untuk melihat efek dari kebijakan tarif AS yang saat ini dinilai belum pasti. Menurutnya, jika tarif yang tinggi tetap diberlakukan, maka akan terjadi lonjakan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya angka pengangguran.
Menurut data dari CME FedWatch tool, kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi pada pertemuan 18 Juni 2025 mencapai 80 persen. Kondisi inilah yang turut mendorong nilai tukar rupiah melemah selama beberapa waktu terakhir.
Meski begitu, Rully juga mencatat bahwa kurs rupiah sempat bergerak cukup stabil sepanjang bulan Mei. Hal ini didorong oleh meredanya kekhawatiran atas eskalasi perang dagang global. Namun, ia mengingatkan bahwa penguatan sebagian besar mata uang terhadap dolar AS sejak April bisa saja hanya bersifat sementara, mengingat tantangan ke depan masih sangat besar.
Pada pembukaan perdagangan hari Jumat di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat melemah sebesar 47 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.549 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.502 per dolar AS. Tekanan global yang masih tinggi menjadi salah satu penyebab nilai tukar rupiah melemah dan perlu diwaspadai oleh pelaku pasar.
Komentar