Jakarta, HarianBatakpos.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada sesi perdagangan hari ini, Selasa (13/8/2024). Berdasarkan data Refinitiv, nilai tukar rupiah menguat 0,15% dibandingkan posisi perdagangan kemarin, menjadi Rp15.930 per dolar AS. Penguatan Mata Uang Garuda ini terjadi di tengah ekspektasi investor bahwa bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed, akan mengakhiri tren suku bunga tinggi pada pertemuan September mendatang.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang The Fed memangkas suku bunga pada bulan Desember sangat besar. Bahkan, terdapat kemungkinan lebih dari 51,5% bahwa bank sentral AS itu akan menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%-5,00% dari saat ini 5,25%-5,50%. Setelah pertemuan pada bulan September, para pelaku pasar juga yakin bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunganya sebanyak 25 basis poin pada pertemuan bulan November dan 25 basis poin lagi pada bulan Desember. Dengan demikian, pada akhir tahun, suku bunga The Fed diperkirakan akan berada di level 4,25%-4,50%.
Sementara itu, para pelaku pasar juga menantikan rilis inflasi produsen AS pada malam hari nanti, Selasa (13/8/2024). Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, indeks harga produsen AS pada bulan Juli diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,1% month-to-month (mom), melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,2% mom. Sementara itu, inflasi inti produsen diperkirakan akan mencapai 0,2%, melambat dari periode sebelumnya yang mencapai 0,4%.
Rilis inflasi produsen ini akan disusul oleh data inflasi konsumen pada Rabu (14/8/2024). Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi tahunan AS akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pada Juli 2024, dari sebelumnya 3% yoy. Sementara inflasi bulanan diperkirakan akan mencapai 0,2%, setelah sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,1%. Inflasi inti AS diperkirakan akan turun menjadi 3,2% yoy dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,3% yoy.
Kedua data ini dinilai sangat penting dalam mempertimbangkan kebijakan moneter The Fed, yang akan diumumkan pada bulan September. Para pelaku pasar meyakini akan ada pemangkasan suku bunga pada pertemuan tersebut, yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Komentar