Pada akhir perdagangan di Jakarta, Rabu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami kenaikan, dipengaruhi oleh sentimen kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).
Rupiah ditutup menguat sebesar 95 poin atau 0,60 persen menjadi Rp15.635 per dolar AS dari sebelumnya yang berada di level Rp15.730 per dolar AS.
Menurut analis ICDX, Taufan Dimas Hareva, “Kinerja rupiah menguat didukung oleh sentimen dari dolar AS yang melemah.”
Sentimen pelemahan dolar AS muncul karena beragamnya komentar pejabat bank sentral AS atau The Fed terkait kebijakan suku bunga AS untuk bulan Maret mendatang.
Meskipun Ketua Federal Reserve Amerika Serikat, Jerome Powell, menolak langkah penurunan suku bunga, saat ini pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan melanjutkan langkah tersebut pada bulan Maret 2024.
Namun, ada hambatan bagi kinerja rupiah yang juga perlu diperhatikan, yaitu menurunnya cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai 145,1 miliar dolar AS, mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 yang mencapai 146,4 miliar dolar AS.
Penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu naik ke level Rp15.685 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.734 per dolar AS, mencerminkan dinamika perdagangan mata uang di pasar domestik.
Komentar