Ekbis
Beranda » Berita » Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Turun Dipengaruhi Sentimen Risiko

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Turun Dipengaruhi Sentimen Risiko

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Turun Dipengaruhi Sentimen Risiko
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Turun Dipengaruhi Sentimen Risiko

Pada awal perdagangan pekan ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan dengan penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh sentimen risk-off yang beredar dari AS dan Tiongkok.

Dalam sesi perdagangan Senin pagi, rupiah dibuka dengan tergelincir sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.790 per dolar AS, berbanding dengan posisi sebelumnya sebesar Rp15.783 per dolar AS.

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, faktor-faktor seperti indikator manufaktur yang kuat di AS serta pasar tenaga kerja yang lebih ketat menurunkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal, meningkatkan sentimen risk-off di pasar.

Kesepakatan I-EU CEPA Hampir Rampung, Ekspor Sawit dan Tekstil Menuju Bebas Tarif

Di sisi lain, bank sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBoC), menurunkan referensi harian yuan dengan skala terbesar sejak Februari 2024. Langkah ini diinterpretasikan sebagai upaya Pemerintah Tiongkok untuk membiarkan yuan terdepresiasi guna mendukung perekonomian.

Josua juga menambahkan bahwa dolar AS menguat terhadap mata uang global, terutama karena sinyal dovish (pro pasar) dari berbagai bank sentral global, serta indikator ekonomi AS yang solid.

Indeks dolar AS menguat berkat pernyataan dovish dari Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB). Andrew Bailey, Gubernur BoE, menyatakan bahwa penurunan suku bunga kebijakan akan menjadi fokus utama dalam pertemuan BoE mendatang, menegaskan bahwa suku bunga kebijakan BoE telah mencapai puncaknya.

Sementara itu, salah satu anggota ECB, Joachim Nagel, memperkirakan bahwa ECB akan mulai memangkas suku bunga bahkan sebelum liburan musim panas, menandakan potensi penurunan suku bunga lebih awal pada tahun 2024.

Stabilitas Ekonomi Terancam, Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kelola APBN

Apresiasi dolar AS juga diperkuat oleh pernyataan salah satu pejabat The Fed, Raphael Bostic. Bostic menyatakan bahwa The Fed hanya mungkin memangkas Fed Funds Rate satu kali pada tahun 2024 karena kekhawatiran melambatnya kemajuan disinflasi.

Sentimen ini mengimbangi dampak dari pengumuman pertemuan FOMC yang sebelumnya menandakan potensi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.

Dalam proyeksinya, Josua memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.750 hingga Rp15.850 per dolar AS dalam sesi perdagangan berikutnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan