Ekbis
Beranda » Berita » NPL BBCA Naik, Rasio Kredit Bermasalah PT Bank Central Asia Tbk Meningkat

NPL BBCA Naik, Rasio Kredit Bermasalah PT Bank Central Asia Tbk Meningkat

NPL BBCA Naik, Rasio Kredit Bermasalah PT Bank Central Asia Tbk Meningkat
NPL BBCA Naik, Rasio Kredit Bermasalah PT Bank Central Asia Tbk Meningkat

HarianBatakpos.com – Kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merangkak naik. Per Juni 2024, rasio NPL BBCA mencapai 2,2%. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 30 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan rasio NPL ini mencerminkan tantangan yang dihadapi BBCA dalam mengelola kredit bermasalah.

Menurut presentasi perusahaan, kenaikan NPL terutama terjadi pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM) serta kredit konsumer. Kontribusi kedua segmen ini terhadap total NPL BBCA tercatat meningkat. NPL kredit UKM per Juni 2024 naik 51,1% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp 2,8 triliun, sementara kredit konsumer naik 47,4% yoy menjadi Rp 3,9 triliun. Akibatnya, kontribusi kredit UKM dan konsumer terhadap total NPL BBCA meningkat menjadi 37,7%, dari sebelumnya 33,2%.

Dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal II-2024, Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiatmadja, mengungkapkan bahwa rasio pencadangan NPL dan Loan At Risk (LAR) berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%. Meskipun rasio NPL BBCA mengalami peningkatan, perusahaan merasa optimis dengan tingkat cadangan yang cukup untuk menghadapi risiko.

Neraca Perdagangan Indonesia Mei 2025 Surplus US$ 4,3 Miliar

Secara umum, rasio NPL industri perbankan saat ini mengalami kenaikan, terutama didorong oleh segmen UMKM. Bank Indonesia mencatat bahwa rasio NPL UMKM memburuk. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyatakan bahwa NPL kredit UMKM per Mei 2024 sebesar 4%, meningkat dibandingkan dengan awal tahun.

Baca Juga: PT GoTo Gojek Tokopedia Rencanakan Private Placement

Baca Juga: PT Bukit Asam Dorong Pertumbuhan Pasar Indonesia Melalui Konversi Batu Bara

“Terkait kredit UMKM, kami melihat NPL sedikit naik sekitar 4% dengan pertumbuhan 5,68% yoy,” kata Juda. Meskipun demikian, ada kabar baik bahwa bank-bank yang menyalurkan banyak kredit UMKM memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang kuat untuk melindungi dari risiko. Selain itu, bank-bank tersebut memiliki rasio permodalan lebih dari 20%, yang memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko yang ada.

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat, Sinyal Positif bagi Stabilitas Ekonomi Nasional

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menaruh perhatian pada NPL kredit UMKM, terutama pada segmen kredit kecil dan mikro. Meskipun ada peningkatan rasio NPL, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan oleh BBCA dan bank-bank lainnya menunjukkan komitmen untuk mengelola risiko dengan baik.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *