Bekasi, HarianBatakpos.com – Obesitas pada bayi bukanlah hal yang jarang terjadi. Seperti yang dialami Kenzie, seorang bayi berusia 16 bulan di Bekasi, Jawa Barat, yang memiliki berat badan mencapai 27 kilogram. Obesitas bayi ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.
Obesitas pada Bayi Dapat Memicu Berbagai Masalah Kesehatan
Mengutip detikhealth, Pitriah, ibu dari Kenzie, mulai menyadari adanya ketidakwajaran pada pertumbuhan anaknya sejak usia 6 bulan. Berat badan Kenzie terus naik dengan cepat dan tak terkendali. Hal ini berdampak pada perkembangan motoriknya yang lambat. Kenzie belum bisa berjalan, berbicara, bahkan merangkak. “Ngesot. Jadi duduk, pindah ke sini gitu. Enggak merangkak. Dia gitu, pertumbuhannya beda sendiri,” kata Pitriah.
Obesitas pada bayi memang dapat mempengaruhi berbagai aspek pertumbuhannya. Berdasarkan catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, obesitas pada anak-anak Indonesia mencapai 8 persen, meskipun ada penurunan dari tahun sebelumnya. Namun, obesitas pada bayi tetap menjadi masalah yang memerlukan perhatian lebih.
Komplikasi Obesitas pada Bayi yang Patut Diwaspadai
Obesitas pada bayi dapat menyebabkan komplikasi medis yang serius. Beberapa di antaranya adalah diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serta masalah sendi seperti nyeri pinggul, lutut, dan punggung. Selain itu, bayi yang mengalami obesitas juga berisiko mengalami gangguan pernapasan seperti asma dan sleep apnea. Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) serta peningkatan risiko depresi karena perundungan juga menjadi masalah yang sering muncul.
Menurut Mayo Clinic, komplikasi obesitas pada bayi dapat mengganggu kualitas hidup mereka dalam jangka panjang, sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali gejala dan penyebabnya sejak dini.
Penyebab Obesitas pada Bayi yang Perlu Diketahui
Studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal menyebutkan ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan obesitas pada bayi. Beberapa faktor ini bahkan bisa mulai muncul sebelum kelahiran. Faktor genetik memainkan peran besar dalam kemungkinan seorang anak mengalami obesitas. Jika orang tua memiliki riwayat obesitas, anak akan lebih berisiko mengalami hal serupa.
Selain faktor genetik, berat badan lahir yang tinggi juga dapat menjadi indikator risiko obesitas pada bayi. Berat badan ideal bayi pada usia kehamilan penuh adalah antara 2,7 hingga 4 kilogram. Faktor lainnya yang berkontribusi terhadap obesitas bayi adalah kurangnya aktivitas fisik, misalnya jika bayi menghabiskan lebih dari delapan jam menonton TV pada usia 3 tahun, serta kurangnya tidur yang dapat memengaruhi metabolisme tubuh bayi.
Obesitas pada Bayi Apa yang Dapat Dilakukan Orang Tua?
Penting bagi orang tua untuk memantau pertumbuhan bayi mereka dengan cermat. Jika pertambahan berat badan bayi terlalu cepat atau tidak wajar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan langkah-langkah penanganannya. Mengatur pola makan yang sehat dan memastikan bayi cukup tidur serta beraktivitas fisik sangat penting untuk mencegah obesitas sejak dini.
Obesitas pada bayi, meskipun jarang dibicarakan, adalah masalah serius yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda obesitas pada bayi mereka dan segera mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan anak.
Komentar