Ekbis
Beranda » Berita » Otoritas Berupaya Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Konflik Iran-Israel

Otoritas Berupaya Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Konflik Iran-Israel

Otoritas Berupaya Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Konflik Iran-Israel
Otoritas Berupaya Menahan Pelemahan Rupiah Akibat Konflik Iran-Israel

Peneliti ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf R Manilet, menyatakan bahwa otoritas terkait terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) untuk menahan laju pelemahan rupiah akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Menurut Yusuf, pilihan otoritas terkait termasuk intervensi di sisi nilai tukar untuk mencegah depresiasi yang lebih dalam. “Intervensi di pasar valas atau penggunaan instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), serta kebijakan suku bunga merupakan beberapa kombinasi kebijakan yang bisa dilakukan oleh Bank Indonesia untuk memastikan agar nilai tukar rupiah tidak terdepresiasi lebih lanjut,” ujar Yusuf dilangsir ANTARA di Jakarta, Jumat.

Yusuf juga menambahkan bahwa dari sisi pemerintah atau fiskal, langkah-langkah seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) atau subsidi BBM bisa dilakukan jika konflik tersebut mengakibatkan kenaikan harga minyak yang signifikan, terutama melebihi asumsi harga minyak pada anggaran makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini.

Cara Cek Bansos PKH 2025 Lewat HP, Penerima Bantuan Bisa Lihat Jadwal dan Besaran

Konflik yang semakin memanas antara Iran dan Israel juga berpotensi menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah karena para pelaku pasar dan investor cenderung mengalihkan aset mereka ke safe haven atau aset lindung nilai seperti dolar AS dan emas.

Pada awal perdagangan Jumat pagi (19/4), rupiah dibuka turun 84 poin atau 0,52 persen menjadi Rp16.263 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah mengambil sejumlah langkah penting untuk menjaga kestabilan rupiah setelah libur Lebaran, serta di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah dan dinamika perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS).

Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto, selama libur Lebaran, pasar non deliverable forward (NDF) IDR di luar negeri telah mencapai di atas Rp16.000 atau sekitar Rp16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut.

Toko Acai Jaya Jual Aksesoris HUT RI ke-80 Terlengkap di Medan

Langkah-langkah yang dilakukan oleh BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah termasuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan valuta asing di pasar melalui intervensi ganda, terutama di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).

BI juga meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal masuk asing, seperti melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan biaya lindung nilai.

Selain itu, BI juga berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah dan Pertamina, untuk memastikan stabilitas pasar dalam menghadapi gejolak konflik global yang sedang terjadi.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan rupiah dapat tetap stabil dan tidak mengalami pelemahan yang berlebihan akibat ketegangan geopolitik yang tengah berlangsung.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *