Karo, harianbatakpos.com – Pernahkah Anda mendengar tentang pagit-pagit? Kuliner unik dari Tanah Karo, Sumatera Utara ini adalah hidangan khas yang menggunakan bahan tak biasa: isi perut sapi yang masih mengandung rumput setengah cerna. Meski terdengar ekstrem, pagit-pagit memiliki keunikan yang menggugah selera dan dikenal sebagai makanan tradisional yang selalu dinantikan oleh masyarakat Karo.
Apa Itu Pagit-Pagit?
Mengutip situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, pagit-pagit adalah makanan khas Suku Karo yang dibuat dari isi perut sapi atau kerbau. Dalam bahasa Karo, “pagit” berarti pahit, merujuk pada rasa alami yang berasal dari rumput setengah cerna sebagai bahan utama hidangan ini. Proses memasaknya dilakukan dengan mencampur isi perut tersebut bersama santan dan bumbu khas Karo, sehingga menciptakan rasa unik yang menggugah selera.
Proses Pembuatan Pagit-Pagit
Untuk membuat pagit-pagit, prosesnya dimulai dari sapi yang diberi makan rumput sebelum disembelih. Rumput dalam perut sapi kemudian dikeluarkan, dibersihkan, dan dihaluskan hingga teksturnya lebih lembut. Rumput yang sudah halus ini diperas lalu direbus dalam waktu panjang, hingga 3-6 jam, untuk menghasilkan kaldu yang kaya rasa dengan warna hijau kecokelatan.
Sebagai tambahan, beberapa orang menambahkan susu kental manis untuk mengurangi aroma amis pada kaldu. Setelah aroma amis berkurang, kaldu tersebut dimasak bersama santan, bumbu khas Karo, rimbang, daun singkong, potongan daging, dan bahan lainnya. Proses masak ini menghasilkan hidangan yang kaya rempah dan bertekstur, menciptakan pengalaman cita rasa yang benar-benar otentik.
Hidangan Bersejarah untuk Acara Besar
Bagi masyarakat Karo, pagit-pagit bukan sekadar makanan. Hidangan ini kerap disajikan saat acara-acara besar seperti pesta budaya, pernikahan, hingga perayaan tahun baru. Pagit-pagit dianggap sebagai comfort food yang membawa rasa keakraban dan tradisi, mengingatkan masyarakat pada budaya leluhur yang kaya dan unik.
Kuliner ini mungkin terdengar asing bagi banyak orang di luar Karo, tetapi keberadaannya menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat setempat. Selain menyajikan rasa unik, pagit-pagit juga mencerminkan tradisi dan warisan budaya Karo yang terus dijaga hingga saat ini.BP/CW1
Komentar