Ekonomi Mancanegara
Beranda » Berita » Pakar Keuangan AS Harford: Apabila Krisis Ekonomi Datang, Sumbernya Masalah Politik

Pakar Keuangan AS Harford: Apabila Krisis Ekonomi Datang, Sumbernya Masalah Politik

Head of Investment UBS Asset Management Suni Harford.
Jakarta-BP:  Tanpa terasa, sudah satu dekade sejak krisis keuangan 2008 berakhir. Ramalan demi ramalan seputar krisis terus bermunculan. Salah satunya dari miliuner Bill Gates via tanya jawab di laman Reddit, Maret lalu.

CNBC International lantas meminta pandangan tiga pakar keuangan AS di bidang investasi. Apabila ditotal, mereka mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS. Berikut pandangan mereka perihal krisis keuangan:

1. Head of Investment UBS Asset Management Suni Harford

Perang Iran vs Israel Memanas, Hari Ketujuh Serangan Rudal dan Drone Meningkat

“Saya sama sekali tidak khawatir krisis keuangan segera terjadi,” ujar Harford. “Kondisi ekonomi sekarang sangat solid dan meskipun kondisi yang ada lebih mudah berubah (volatile), saya pikir kami dalam kondisi yang sangat baik,” lanjutnya.

Apabila krisis keuangan berikut datang, hal itu diyakini Harford bakal bersumber dari masalah politik. Konsekuensinya adalah investasi secara global menjadi sulit karena aliran modal terkendala.

2. Chief Investment Officer Wisconsin State Investment Board David Villa

“Saya pikir krisis keuangan berikut akan terjadi beberapa tahun depan,” kata Villa. “Dan saya pikir hal itu akan dipicu oleh tiga peristiwa klasik: suku bunga yang akan mencapai puncak, perlambatan ekonomi, dan default (gagal bayar utang),” lanjutnya.

Namun, menurut Villa, ancaman krisis keuangan belum terjadi. Sebab, ekses-ekses kredit masih dalam kisaran yang wajar.

Warga Asing Dievakuasi dari Iran Lewat Azerbaijan, Ketegangan Iran Israel Makin Meluas

3. Chairman Illinois State Board of Investment Marc Levine

“Sepanjang karir saya, ada resesi sederhana pada medio 90-an yang didasarkan oleh pinjaman real estate yang tidak masuk akal. Kemudian kami melihat gelembung besar pada akhir 90-an dan valuasi ‘gila’ dari saham teknologi dan tentu mortgage crisis,” ujar Levine.

Menurut dia, tidak ada ekses-ekses mendasar yang besar pada hari-hari ini. Kendati begitu bukan berarti Levine tidak khawatir.

“Saya melihat beberapa hal yang tidak saya sukai seperti imbal hasil tinggi dan utang emerging market. Tapi sekali lagi, faktor-faktor itu sangat sederhana dan tidak akan menciptakan masalah besar dan masif seperti mortgage dan turunannya. Sesuatu yang masih mencemari sistem perbankan global dan menciptakan krisis yang masih terasa dalam hidup ini,” katanya.

Sumbr: CNBC (JP)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan