Medan, Harianbatakpos.com – Belakangan ini, beredar desas-desus mengenai kemungkinan kembalinya Ujian Nasional (UN) setelah pembagian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian terpisah.
Hal ini memicu beragam tanggapan, salah satunya dari pakar pendidikan di Jawa Timur, Isa Anshori. Ia menilai bahwa Ujian Nasional sebaiknya tidak diadakan kembali, dilansir dari detik.com.
Dampak Negatif UN
Isa Anshori menyampaikan kekhawatirannya mengenai dampak psikologis yang ditimbulkan oleh UN. “Kalau ditarik UN seperti 10-15 tahun lalu kita mundur.
Banyak anak stres, tiap mau ujian anak kesurupan massal dan sebagainya karena mereka tertekan,” kata Isa. Ia menegaskan bahwa ujian standar nasional tersebut tidak dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang sangat beragam.
Isa juga mengingatkan bahwa pendidikan harus berkembang dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Menurutnya, setiap kebijakan pendidikan harus fokus pada kebutuhan anak, bukan hanya pada kepentingan negara atau sekolah.
“Pendidikan itu bukan kepentingan guru, sekolah, negara, tetapi kepentingan peserta didik harus diakomodasi,” tambahnya.
Rekomendasi dari Isa Anshori untuk Pemerintah
Sebagai alternatif, Isa Anshori menyarankan agar sekolah diberi kewenangan untuk melakukan penilaian berdasarkan kompetensi masing-masing peserta didik.
Ia mengusulkan adanya standarisasi berbasis indeks sekolah dan asesmen sesuai kompetensi murid, bukan melalui ujian nasional yang bersifat umum. “Sekolah diberi otoritas untuk melakukan assesment terhadap muridnya masing-masing,” ungkapnya.
Dengan pendekatan yang lebih terfokus pada kebutuhan individual siswa, Isa berharap sistem pendidikan Indonesia dapat lebih manusiawi dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Komentar