Medan, harianbatakpos.com – Konten digital yang menampilkan makan dalam porsi besar sambil berinteraksi dengan penonton, yang dikenal sebagai mukbang, belakangan ini semakin populer di kalangan pengguna media sosial.
Salah satunya YouTuber asal Korea Selatan yang terkenal dengan konten mukbangnya adalah Tzuyang. Meskipun sering menyantap makanan dalam porsi besar, Tzuyang tampaknya tidak mengalami kenaikan berat badan dan tetap memiliki tubuh yang langsing, meski nafsu makannya lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya.
Untuk menjelaskan fenomena ini, seorang dokter bernama Seo Jae Gul mengunggah video di YouTube yang membahas kesehatan terkait YouTuber mukbang yang tidak mengalami penambahan berat badan setelah makan banyak. Dokter Seo menjelaskan tentang ukuran perut manusia, membandingkannya dengan cangkir kertas dan botol berukuran dua liter.
“Pada umumnya perut manusia memiliki ukuran rata-rata yang lebih kecil dari setengah ukuran cangkir kertas. Namun, saat makanan masuk, perut dapat meregang untuk menampung hingga dua liter,” kata Seo Jae Gul dilansir dari pafinusantara.org.
Ia menambahkan bahwa perut dapat meregang hingga sekitar lima puluh kali ukuran normalnya. Namun, ia menekankan bahwa perut yang sudah meregang dalam waktu lama tidak mudah menyusut kembali.
Salah satu alasan mengapa YouTuber mukbang tidak mengalami kenaikan berat badan, menurut Seo Jae Gul, adalah karena mereka tidak menyimpan makanan di perut dalam waktu lama.
“Jika Anda memperhatikan Tzuyang, dia tidak menyimpan makanan dalam perutnya terlalu lama dan langsung mengalirkan makanan yang dimakannya ke usus,” terangnya.
Ia membandingkan proses ini dengan menuangkan air ke dalam toples yang memiliki lubang di bagian bawah; orang dapat terus makan tanpa henti jika makanan dikeluarkan dengan cepat. Dokter Seo menjelaskan bahwa penambahan berat badan terjadi ketika tubuh menyimpan makanan dalam bentuk lemak.
Sebaliknya, jika makanan langsung dikirim ke usus, maka tidak akan berubah menjadi lemak yang tersimpan.
“Kita bertambah berat ketika makanan disimpan dalam bentuk lemak. Namun, jika tubuh tidak menyerap makanan dan segera mengeluarkannya, tidak ada perubahan besar pada tubuh kita. Itulah sebabnya berat badan tetap stabil. Jika Anda melihat seseorang makan banyak, itu berarti mereka juga mengeluarkan makanan sebanyak itu,” katanya.
Namun, ada efek samping yang perlu diperhatikan, yaitu jika makanan dikirim terlalu cepat ke usus, tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Tzuyang pernah menceritakan bahwa dia tidak memiliki usus yang sehat, sehingga sering terlihat berlari ke kamar mandi di tengah acara makan. Menurut Seo Jae Gul, ini bisa menjadi sinyal bahwa usus tidak menyerap nutrisi dengan optimal.
Dokter Seo juga memberikan contoh tipe tubuh yang berbeda. Pertama, ia membahas Kim Dong Eun, seorang pelatih kesehatan terkenal dengan konten mukbangnya. Dengan tinggi sekitar 160 cm dan berat 52 kg, Kim diketahui sering makan banyak, tetapi berat badannya tetap stabil. “Namun, Kim Dong Eun banyak berolahraga. Dengan massa otot yang tinggi, tingkat metabolisme basalnya lebih tinggi dibandingkan kebanyakan orang, sehingga berat badannya tidak bertambah signifikan,” jelasnya.
Contoh lainnya adalah Hyun Joo Yup, mantan pemain bola basket profesional yang kini menjadi tokoh televisi dan dikenal gemar makan. Dengan tinggi 196 cm dan postur tubuh yang besar, perutnya sudah tampak membuncit, yang memungkinkannya untuk menyantap banyak makanan.
Meskipun bisa makan dalam porsi besar, Seo Jae Gul mencatat bahwa Hyun Joo Yup adalah tipe orang yang dapat menambah berat badan jika makan berlebihan, karena tubuhnya menyerap makanan dan tidak mengeluarkannya secepat Tzuyang. Ia juga tidak memiliki banyak otot seperti Kim Dong Eun. Salah satu alasan penambahan berat badan adalah ketidakmampuan untuk mendengarkan sinyal kenyang dari tubuh.
“Kita memiliki ‘saklar’ yang menekan nafsu makan. Ketika perut terisi 60% hingga 70%, tubuh akan memberi sinyal, ‘Kamu kenyang! Berhentilah makan.’ Ini disebut rasa kenyang, yang dipicu oleh hormon leptin. Butuh waktu sekitar 20 menit agar rasa kenyang muncul setelah makan. Namun, jika kita makan dalam waktu 10 menit, kita tidak memberi kesempatan pada tubuh untuk merasakan kenyang, sehingga makanan terus masuk,” terang Seo Jae Gul.
Setiap orang memiliki tipe perut, tingkat metabolisme, berat badan, dan proses pencernaan yang berbeda. Dokter Seo menekankan pentingnya memahami tubuh sendiri dan melakukan apa yang sesuai. “Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam tubuh kita saat makan dengan cepat. Ada orang yang berat badannya naik karena menyimpan terlalu banyak makanan, sementara yang lain mungkin mengeluarkan makanan karena muntah atau diare. Jangan iri dengan mukbang; cari tahu tipe tubuhmu dan makanlah sesuai kebutuhan. Dengan begitu, kamu bisa memiliki perut yang sehat,” tutupnya.
Komentar