Harianbatakpos.com , JAKARTA – Amerika Serikat meminta deeskalasi dalam konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon, mengingat ancaman akan terjadinya perang besar-besaran. Utusan khusus AS, Amos Hochstein, mengeluarkan komentar tersebut di Beirut sebagai respons terhadap eskalasi serangan yang terus meningkat di kedua sisi perbatasan.
Bentrokan antara Israel dan Hizbullah dimulai sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan mematikan oleh Hamas di Israel selatan. Serangan terbaru, termasuk serangan drone Hizbullah terhadap tank Israel, terjadi setelah serangan Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah pekan lalu, seperti dilansir dari VOAIndonesia.com.
Hizbullah, yang memiliki dukungan dari Iran dan bersekutu dengan Hamas, menyatakan bahwa mereka hanya akan menghentikan serangan jika tercapai gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengungkapkan harapannya agar konflik dapat diakhiri, tetapi siap mengambil tindakan jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras untuk memulai perang.
Juru bicara pasukan pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, menekankan bahwa Hizbullah menempatkan Lebanon dalam risiko dengan upayanya untuk menjadi “perisai bagi Hamas.” Hagari menyatakan bahwa agresi yang semakin meningkat dari Hizbullah dapat membawa konflik ke tingkat eskalasi yang lebih luas, membawa konsekuensi yang merusak bagi Lebanon dan seluruh kawasan.
Utusan khusus Hochstein juga mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan gencatan senjata yang didukung AS, sebagai langkah untuk meredakan konflik di sepanjang perbatasan selatan Lebanon. Hochstein menekankan bahwa gencatan senjata atau solusi diplomatik dalam menghentikan konflik antara Israel dan Hizbullah merupakan hal yang mendesak.
Data laporan menyebutkan bahwa sekitar 473 orang di Lebanon, termasuk 94 warga sipil, telah tewas sejak 8 Oktober. Sementara itu, para pejabat Israel melaporkan setidaknya 26 orang tewas di Israel akibat konflik tersebut, di mana 11 di antaranya adalah warga sipil.
Panggilan untuk deeskalasi dan pencarian solusi diplomatik dalam penyelesaian konflik antara Israel-Hizbullah menjadi semakin mendesak mengingat dampak merugikan yang ditimbulkan dari setiap eskalasi kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut. Semoga upaya-upaya perdamaian dan negosiasi dapat membawa kedamaian dan stabilitas bagi kedua belah pihak serta seluruh kawasan.
Komentar