Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa pasar modal Indonesia cukup resilient meskipun negara ini sedang dalam tahun politik, karena para investor selalu dapat menemukan dan melihat peluang dalam situasi apapun.
“Dalam pasar modal, di kondisi dan situasi apa pun, selalu ada peluang. Itulah yang selalu dilihat dan dicari oleh para investor,” ujar Jeffrey Hendrik dalam CNBC Market Outlook 2024 yang dipantau daring di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan pentingnya para investor untuk dapat mengidentifikasi peluang dengan memperhatikan sektor-sektor yang akan mendapatkan perhatian dari investor global dan perusahaan-perusahaan yang akan mencatat keuntungan di tengah situasi saat ini.
Jeffrey menyoroti sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi tahun lalu, seperti logistik, energi, keuangan, dan industri, yang berkontribusi sekitar 52 persen terhadap kapitalisasi pasar dan 58 persen terhadap total nilai transaksi.
“Sektor-sektor ini mendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2023 dan tampaknya masih akan berlanjut hingga tahun 2024, terutama di sektor energi dan keuangan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa banyak pemberi modal yang mungkin merasa cemas mengenai perkembangan investasi mereka tahun ini, terutama dengan adanya lebih dari 9 juta investor baru yang menghadapi dinamika pasar modal selama pelaksanaan pemilu.
Tak hanya itu, ada juga ancaman perlambatan ekonomi global dan berbagai ketidakpastian lainnya. Untuk menghadapi situasi ini, dia mendorong para investor untuk terus meningkatkan pengetahuan mereka tentang pasar modal dan tetap berinvestasi secara rasional.
“Jika kita berinvestasi secara rasional, dengan memperhitungkan potensi ekonomi di Indonesia, kita semua akan baik-baik saja dalam melakukan investasi ini,” tambahnya.
Komentar