Ekbis
Beranda » Berita » Pasar Saham Asia Beragam, Cenderung Melemah Usai Inflasi Korea Selatan 2,4%

Pasar Saham Asia Beragam, Cenderung Melemah Usai Inflasi Korea Selatan 2,4%

Pasar Saham Asia Beragam, Cenderung Melemah Usai Inflasi Korea Selatan 2,4%
Pasar Saham Asia Beragam, Cenderung Melemah Usai Inflasi Korea Selatan 2,4%

Jakarta, BP – Pasar saham Asia mengalami beragam pergerakan dan cenderung melemah usai inflasi Korea Selatan sebesar 2,4% untuk bulan Juni, meleset dari ekspektasi sebesar 2,7%. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,41% sementara Topix berbasis luas tetap datar. Kospi Korea Selatan turun 0,22% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,39% setelah data inflasi dirilis.

Indeks S&P/ASX 200 Australia juga mengalami penurunan sebesar 0,15% di awal perdagangan. Tingkat inflasi tahunan di Korea Selatan semakin melambat menjadi 2,4% pada bulan Juni 2024, dari 2,7% pada bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,7%. Angka ini menunjukkan inflasi terendah sejak Juli.

Di tengah situasi ini, tingkat inflasi naik lebih lambat pada sektor perumahan, listrik, gas, dan air (1,2% vs 1,5% pada bulan Mei); makanan dan minuman non-alkohol (3,8% vs 5,1%), transportasi (3,8% vs 3,9%), kesehatan (1,8% vs 2,5%), serta rekreasi dan budaya (1,5% vs 1,7%). Di sisi lain, biaya meningkat lebih cepat pada sektor restoran dan hotel (3% vs 2,9%), pakaian dan alas kaki (2,6% vs 2,5%), dan pendidikan (3% vs 2,9%).

Opini: Hilirisasi Produk Pertanian Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Harian Sriwijaya

Secara bulanan, harga konsumen turun sebesar 0,2%, terendah sejak bulan November, setelah naik tipis sebesar 0,1% pada bulan sebelumnya. Pasar saham Asia cenderung melemah akibat penurunan ini.

Indeks Nikkei turun dipengaruhi nilai tukar yen yang merosot ke 161,72 per dolar pada hari Senin, yang merupakan nilai terlemah dalam hampir 38 tahun, memperpanjang penurunan yang terutama didorong oleh kesenjangan besar dalam suku bunga antara AS dan Jepang. Yen diperdagangkan pada 161,55 per dolar di Asia pada hari Selasa dan terus tenggelam karena kekhawatiran bahwa pasangan dolar/yen berisiko intervensi oleh otoritas Jepang.

Anak Menteri ImiPas Korban Penipuan Bisnis Tas Mewah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *