Medan, Harianbatakpos.com – R Boru Ketaren meninggal dunia di rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr Djoelham Binjai, 15 Februari 2025 sekira pukul 12:15 WIB.
Wanita berusia 75 tahun ini meninggal diduga karena adanya kelalaian pihak rumah sakit. R menjalani proses cuci darah atau Hemodialisis (HD). Namun, air tidak ada dan tertulis no water di mesin HD.
Anak dari korban bernama Tiopan Tarigan SH mengaku kecewa atas buruknya pelayanan di rumah sakit
Dr Djoelham Binjai.
“Disaat mamak saya sedang HD, mesin itu berbunyi seperti alarm dan tertulis no water di mesin itu. Disaat itu juga, mamak saya akhirnya dinyatakan meninggal dunia dan mesin masih tertulis no water,” kata Tiopan, Jumat (21/2/2025) siang di Medan.
Insiden itu terjadi dan menimbulan duka yang mendalam. Sebab, awalnya pasien dalam keadaan sehat.
“Jadi, awalnya mamak masuk ke rumah sakit itu Sabtu 8 Februari 2024. pasien rujukan dari rumah sakit Latersia. Hari Sabtu kami di rujuk ke RS Djoelham dan disarankan agar cuci darah. Lalu hari Rabu 12 Februari 2025 itu dilakukan HD pertama,” tambahnya.
Setelah HD, dokter menulis surat bahwa R Boru Ketaren dalam keadaan sehat dan diperbolehkan untuk pulang. Namun keluarga meminta waktu untuk istirahat di rumah sakit itu.
“Jadi mamak sudah sehat dan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter di rumah sakit. Tapi, kami minta tambahan satu hari untuk mamak istirahat. Kami juga heran, dokter menyarankan sudah bisa pulang tapi kondisi mamak masih lemas dan belum bisa duduk sendiri, harus dibantu duduk barulah bisa,” tuturnya.
Kemudian, di hari Jumat atau 14 Februari 2025. Keluarga pasien menemui petugas kesehatan mengenai jadwal HD selanjutnya dan diketahui bahwa jadwal HD adalah Sabtu 15 Februari 2025.
“Mamak saya mulai HD sekira pukul 09:00 WIB pagi. Lalu pukul 10:30 WIB saya lihat di layar mesin no water. Lalu saya meminta kakak menjaga mamak karena saya mau pergi membeli kebutuhan mamak,” sambungnya.
Akan tetapi, sekitar pukul 12:15 WIB, Tiopan ditelepon oleh kakaknya dan mengatakan kondisi pasien sudah mengawatirkan.
“Saya ditelepon kakak dan mengatakan mamak lagi sekarat dan saya langsung ke ruangan HD. Tapi saat mau masuk kedalam ada mobil pemadam kebakaran dan ada selang masuk kedalam keruangan HD. Disitu saya melihat mamak saya dadanya ditekan oleh petugas kesehatan (nakes). Lalu di mesin HD mamak saya no water dan pasien lain juga begitu. Disitulah saya ketahui mamak sudah meninggal,” tuturnya sambil meneteskan air mata.
Usai kejadian itu, Tiopan mencoba menemui humas atau direktur rumah sakit. Tapi tidak berhasil.
“Saya berharap agar ada klarifikasi dari pihak rumah sakit. Saya akan menempuh jalur perdata maupun pidana atas insiden ini,” terangnya.
Terpisah, Kadis Kominfo Kota Binjai, Sofyan Siregar ketika dikonfirmasi mengenai hal ini akan menindaklanjuti informasi itu dari pihak rumah sakit.
“Saya cek dahulu ke manajemen rumah sakitnya yang bang. Terkait kebenaran informasi ini,” terangnya.(BP7).
Komentar