Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap 2 yang sedang berlangsung di 27 provinsi Indonesia mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat. Beberapa orang tua mendukung program ini dengan membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan imunisasi polio tambahan. Namun, ada juga yang enggan karena merasa jadwal imunisasi rutin lainnya seperti DPT2 (difteri, pertusis, tetanus), PCV2 (Pneumococcal Conjugate Vaccine), dan RV2 (Rotavirus) sedang berlangsung.
Imunisasi Polio Tambahan Tidak Menghambat Imunisasi Rutin
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Prima Yosephine, M.K.M, menjelaskan bahwa imunisasi polio tambahan yang dilakukan secara massal selama PIN Polio tidak menghambat layanan imunisasi rutin. Anak-anak yang mengikuti imunisasi polio tambahan tetap aman mendapatkan vaksinasi rutin lainnya sesuai jadwalnya.
“Pelaksanaan PIN Polio tidak menghambat pelayanan imunisasi rutin. Vaksin polio tetes yang diberikan saat PIN aman untuk diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya,” ujar Prima di Jayapura, Papua.
Tanggapan Terhadap Narasi di Media Sosial
Belakangan ini, beredar narasi di media sosial yang menolak vaksin polio tipe 2, dengan klaim bahwa meningkatkan imunitas lebih baik daripada vaksinasi berkali-kali. Narasi tersebut juga mengkhawatirkan kemungkinan wabah polio jika vaksin diberikan kepada anak yang tidak sehat. Menanggapi hal ini, Prima Yosephine menegaskan bahwa pemberian vaksin polio tambahan saat PIN sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan menghentikan penularan virus polio.
“Vaksin polio tetes (bOPV) yang digunakan saat PIN memberikan perlindungan terhadap virus polio tipe 2. Indonesia termasuk wilayah risiko tinggi penularan polio. Oleh karena itu, imunisasi tambahan secara massal dengan cakupan tinggi dan merata sangat penting,” terang Prima.
KLB Polio dan Kebutuhan Imunisasi Tambahan
Data dari Kemenkes menunjukkan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tipe 2 masih dilaporkan di beberapa provinsi, termasuk Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten. Status KLB ini belum dicabut karena kasus polio masih terus dilaporkan.
“Penularan virus polio masih berlangsung dan dapat meluas ke wilayah lainnya. Oleh karena itu, sangat penting memastikan seluruh anak-anak berusia 0-7 tahun mendapatkan 2 dosis imunisasi tambahan saat PIN ini,” kata Prima.
Pentingnya Imunisasi dan Perilaku Hidup Sehat
Imunisasi memberikan perlindungan khusus terhadap penyakit polio dengan membentuk antibodi spesifik dalam tubuh. Selain imunisasi, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga penting untuk mencegah penularan polio.
Capaian tren imunisasi polio suntik (Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV) selama 7 tahun terakhir masih di bawah target 95%, menyebabkan kesenjangan perlindungan terhadap virus polio tipe 2. Oleh karena itu, memastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi polio tambahan saat PIN berlangsung menjadi sangat penting.
Komentar