Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengimbau pelaku pasar untuk tetap bersikap rasional dalam menghadapi dinamika pasar seiring pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Jeffrey menekankan pentingnya pengambilan keputusan investasi yang rasional, dibutuhkan skill dan data yang baik.
“Kita bersama-sama menyampaikan kepada publik untuk selalu mengambil keputusan investasi secara rasional, itu yang paling penting. Dan untuk bisa mengambil keputusan secara rasional tentu dibutuhkan skill dan dibutuhkan data,” ujar Jeffrey dalam Edukasi Wartawan terkait Investasi Pasar Modal di Jakarta, Kamis.
Jeffrey menyoroti bahwa menjaga rasionalitas perlu dilakukan di berbagai kondisi pasar, baik saat sideways (mendatar), menguat, maupun melemah. Menurutnya, orang kadang menjadi lengah saat pasar menguat.
“Jadi, rasionalitas harus dijaga dalam kondisi apapun, baik dalam kondisi market sideways, market bearish, maupun market bullish. Orang kadang-kadang menjadi lengah justru pada saat market bullish,” ujar Jeffrey.
Dalam upaya perlindungan terhadap investor, BEI telah melaksanakan berbagai langkah, termasuk notifikasi khusus, papan pemantauan khusus, dan Unusual Market Activity (UMA).
“Ada notifikasi khusus, UMA, papan pemantauan khusus, dan macem-macem lainnya itu adalah bagian dari perlindungan investor yang kita lakukan,” tambahnya.
BEI menaruh optimisme terhadap Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di pasar saham Indonesia, yang diharapkan mencapai Rp12,25 triliun sepanjang tahun ini. Optimisme ini didasarkan pada meningkatnya supply and demand seiring dengan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat dan investor di pasar modal Indonesia.
Hingga 25 Januari 2024, BEI mencatat bahwa terdapat 25 perusahaan berada dalam pipeline pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Delapan perusahaan telah mencatatkan saham perdana di BEI, menghimpun dana sebesar Rp1,36 triliun.
Komentar