Herditya Wicaksana, analis MNC Sekuritas, yang dikenal dengan nama Didit, menyatakan bahwa para pelaku pasar saat ini cenderung mengambil sikap “wait and see” menjelang hari pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024.
“Para pelaku pasar masih cenderung wait and see akan momen Pemilu kali ini dan mengharapkan Pemilu yang berjalan damai dan lancar,” ungkap Didit saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta.
Dari perspektif global, Didit memproyeksikan peningkatan harga komoditas sebagai dampak dari memanasnya konflik di wilayah Timur Tengah. Konflik yang mencakup Israel vs. Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah Yaman vs. Amerika Serikat (AS) serta Inggris di perairan Laut Merah diantisipasi dapat mempengaruhi pasar komoditas.
Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi berakhirnya era suku bunga tinggi dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). “Di tengah memanasnya konflik di Laut Merah, akan meningkatkan harga komoditas, kemudian, dari sisi lain adanya ekspektasi dari para investor akan berakhirnya era suku bunga tinggi dari The Fed,” tambah Didit.
Dari segi teknis, Didit menyoroti sektor barang konsumen primer dan sektor properti sebagai perhatian pelaku pasar menjelang Pemilu. “Secara teknikal, kami mencermati IDX consumer cyclicals dan IDX properties & real estate dapat dicermati oleh para investor,” kata Didit.
Selain itu, Didit juga menekankan bahwa periode akhir Januari dan awal Februari 2024 akan ditandai oleh rilis laporan keuangan kuartal IV-2023 oleh berbagai emiten dari berbagai sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten besar, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dijadwalkan untuk merilis laporan keuangannya pada akhir Januari 2024, yang diharapkan dapat memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Komentar