Medan, HarianBatakpos.com – Mencermati informasi tentang peristiwa bunuh diri atau tewas tak wajar di Maluku Utara yang belakangan ini mengemuka baik melalui media pemberitaan maupun media sosial, satu hal yang harus disadari bersama bahwa masalah sosial tersebut memerlukan pendekatan multidimensional dalam pemahaman dan penanganannya. Fenomena ini menuntut perhatian serius dan analisis mendalam dari berbagai perspektif, termasuk kriminologi.
Sebagai akademisi ilmu hukum, saya memandang perlu untuk mengkaji fenomena ini dari perspektif kriminologi modern yang tidak lagi terbatas pada paradigma legalistik semata, melainkan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan psikologis yang melatarbelakanginya. Teori-teori kriminologi kontemporer telah bergeser dari pendekatan klasik yang berfokus pada pelaku kejahatan sebagai individu rasional, menuju pada pemahaman yang lebih komprehensif tentang konteks sosial dan struktural, dilansir dari Tribunews.com.
Dalam hal ini, teori Anomie yang dikembangkan Robert K. Merton (1938) rasanya relevan dijadikan pendekatan untuk ‘membedah’ fenomena dimaksud. Merton menjelaskan bahwa ketidakselarasan antara tujuan budaya (cultural goals) dengan sarana institusional (institutional means) dapat mendorong perilaku menyimpang, termasuk bunuh diri. Di Maluku Utara, kesenjangan ekonomi, keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan mental, dan perubahan struktur sosial menciptakan kondisi anomik yang menekan individu.
Teori Anomie yang dikembangkan oleh Merton menawarkan kerangka analisis struktural untuk memahami perilaku menyimpang, termasuk bunuh diri atau tewas tak wajar. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat lebih memahami ketegangan struktural yang ada di Maluku Utara. Ketegangan ini termanifestasi dalam berbagai bentuk, di antaranya kesenjangan ekonomi dan transformasi sosial.
Kesenjangan ekonomi menciptakan aspirasi konsumtif, namun infrastruktur yang belum berkembang membatasi akses masyarakat. Sementara itu, transformasi sosial menghasilkan pergeseran sistem nilai yang dapat menciptakan tekanan psikologis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengatasi masalah ini secara holistik.
Komentar