HarianBatakpos.com – Sebuah tragedi mengerikan terungkap di Palembang dengan penangkapan Ahmad Arif (29), yang diduga membunuh seorang wanita dan menyembunyikan mayatnya di dalam koper. Namun, di balik kejadian mengerikan ini, terkuaklah fakta-fakta yang mengejutkan terkait gelagat Arif dan resepsi pernikahan yang terkait dengannya.
Istri Arif, yang hanya disebut dengan inisial AL (27), mengaku tidak mengetahui rencana kejahatan suaminya tersebut. AL menyatakan bahwa Arif tampak lebih rajin dalam beribadah beberapa waktu sebelum peristiwa tragis tersebut. Namun, di balik kesehariannya yang tampak biasa, tersembunyilah gelisah yang sesekali Arif tunjukkan.
“Dia itu datang ke Palembang untuk resepsi kami dan saat ke sini juga tidak membawa banyak barang. Ia hanya bawa ransel yang berisi baju aja,” ungkap AL, istri Arif.
Meskipun kabar tentang resepsi pernikahan yang besar menjadi sorotan, AL membantahnya dengan tegas. Dia menyatakan bahwa keluarganya tidak pernah menuntut biaya resepsi yang besar kepada Arif, dan bahkan sebagian besar biaya resepsi itu ditanggung oleh tabungannya sendiri.
“Saya itu sakit hati, Mbak. Di artikel yang beredar jika keluarga saya menuntut untuk uang resepsi, padahal orang tua saya sudah tiada dan saya yatim piatu. Saya juga memiliki gaji yang cukup jadi untuk resepsi itu sebagian menggunakan uang tabungan saya,” tegasnya.
Namun, dampak tragedi ini tidak hanya dirasakan oleh AL dan keluarganya. Pihak keluarga korban juga merasa perlu untuk memberikan dukungan pada AL agar bisa bertahan di tengah cobaan ini.
“Untuk saat ini fokus kami keluarga lebih ke jaga mental dari AL nya dulu, untuk bisa kuat dan tegar. Kalau bisa jangan sampai jatuh sakit,” ujar SI, sepupu AL.
Sementara itu, AL berharap agar pihak vendor yang telah menerima uang muka untuk resepsi pernikahan mereka bisa memahami situasinya dan membantu dalam proses pengembalian pembayaran.
“Untuk masalah DP ke vendor untuk pernikahan itu masih diurus untuk melakukan pengembalian, semoga nanti pihak vendornya bisa mengerti atas musibah yang saya alami,” harapnya.
Tragedi pembunuhan dalam koper ini memberikan pelajaran yang dalam tentang pentingnya memahami gelagat seseorang dan mendukung korban dalam menghadapi kesulitan yang datang tak terduga. Semoga kasus ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental dan mendukung mereka yang membutuhkan.
Komentar