Jakarta-BP: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pemerintah bakal menggandeng negara lain untuk mengetahui penyebab tsunami Selat Sunda yang menghantam Banten dan Lampung, Sabtu (22/12).
Ia menyampaikan hingga kini para peneliti dari berbagai lembaga belum bisa memastikan penyebab pasti tsunami. Jonan mengira karena ini adalah kali pertama di Indonesia, tsunami tanpa didahului gempa.
“Ya pasti, kami biasanya kerja samanya menerus. Karena ini kegeologian, sifatnya global. Biasanya sharing data dengan Australia, Perancis, Amerika, dan Jepang,” kata Jonan saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Pasauran, Kabupaten Serang pada Jumat (28/12).
Jonan berharap kajian dari peneliti negara lain bisa menambah akurasi analisis sehingga bisa digunakan Indonesia untuk modal mitigasi bencana selanjutnya.
Meski begitu, Jonan belum bisa memastikan kapan hasil kajian itu bakal selesai dan bisa digunakan. Sebab itu, ia meminta lembaga-lembaga terkait untuk mempercepat proses analisis.
“Makanya saya juga minta koordinasi LIPI, BPPT, Badan Geologi ESDM, BMKG, untuk mempelajari kira-kira tsunami yang tempo hari akibat apa saja. Apa longsoran besar dari tubuh Gunung Anak Krakatau atau hal lain,” ucap dia.
Kabupaten Pandeglang, Banten dan Kabupaten Lampung Selatan, Lampung diterjang tsunami pada Sabtu (22/12).
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (26/12) per pukul 13.00 WIB jumlah korban meninggal tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung mencapai 430 orang, 1.495 korban luka, dan 159 orang hilang. Adapun jumlah korban mengungsi mencapai 21 ribu orang.
Belum ada keterangan resmi yang menjabarkan penyebab pasti tsunami tersebut. Ketinggian gelombang tsunami juga belum bisa dipastikan lembaga resmi negara.
(CnnIndonesia) BP/JP
Komentar