Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, telah memfasilitasi verifikasi penyelidikan antisubsidi yang dilakukan oleh Otoritas Amerika Serikat (AS) atau United States Department of Commerce (USDOC) pada tanggal 19-21 Februari 2024 di Jakarta.
Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Natan Kambuno, menyatakan bahwa verifikasi merupakan tahap penting dalam proses penyelidikan trade remedies. Dengan sikap kooperatif, Indonesia berharap dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor matras ke AS.
“Selama proses verifikasi, pihak otoritas meminta penjelasan dan klarifikasi lebih mendalam atas data dan informasi yang telah disampaikan Pemerintah Indonesia dalam kuesioner. Hasil verifikasi dimaksud akan menjadi salah satu faktor penentu untuk hasil akhir penyelidikan antisubsidi ini,” ungkap Natan.
Penyelidikan antisubsidi oleh USDOC dimulai pada 17 Agustus 2023, dan sejak awal penyelidikan, Pemerintah Indonesia telah bersikap kooperatif dengan memberikan tanggapan atas kuesioner yang diajukan oleh otoritas AS.
Hasil penyelidikan sementara (preliminary determination) pada 26 Desember 2023 menyatakan bahwa jumlah subsidi yang diterima eksportir matras Indonesia tercatat kurang dari 1 persen ad valorem atau de minimis. Hal ini sesuai dengan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menyatakan bahwa penyelidikan antisubsidi harus dihentikan jika jumlah subsidi kurang dari 1 persen ad valorem.
Natan menyatakan bahwa hasil penyelidikan sementara cukup positif bagi Indonesia. Pemerintah berharap bahwa hasil positif ini dapat berlanjut hingga penyelidikan akhir, sehingga ekspor matras Indonesia dapat tetap berlanjut ke Amerika Serikat tanpa penerapan bea masuk tambahan.
Verifikasi penyelidikan ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan antisubsidi terhadap ekspor produk matras Indonesia ke AS. Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, dan para kuasa hukum.
Ekspor matras Indonesia ke Amerika Serikat selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan hingga mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021 dengan nilai 365,52 juta dolar AS. Namun, pada 2023, kinerja tersebut mengalami penurunan menjadi 303,77 juta dolar AS, turun 8,93 persen dari tahun sebelumnya.
Komentar