Pemerintah Indonesia telah mengumumkan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa rencananya impor beras akan dilakukan dari negara-negara produsen seperti Vietnam dan Thailand. Selain itu, pihaknya akan melakukan tindak lanjut rencana impor dari China, hasil dari pembicaraan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping.
“Jadi Vietnam, Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan akan mem-follow up beberapa sudah dilakukan Pak Presiden mulai dari China, Thailand, dan Vietnam,” ungkap Arief usai rapat di Istana Kepresidenan.
Presiden Jokowi memberikan arahan agar impor tersebut dapat masuk sebelum panen raya, dengan catatan bahwa idealnya impor harus masuk sebelum periode tersebut.
Impor beras dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) karena pada awal tahun ini produksi beras diprediksi defisit, di bawah kebutuhan masyarakat. Defisit tersebut berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,8 juta ton pada Januari-Februari.
Arief menjelaskan syarat impor tersebut, “Syaratnya memang harga di tingkat petani tetapi dijaga baik seperti hari ini.” Dia berharap bahwa importasi ini akan menutup kekurangan produksi pada 2024. Selain kuota impor 2 juta ton untuk tahun ini, terdapat tambahan sisa kuota impor dari 2023 sebanyak 500 ribu ton yang akan menjadi penambah stok.
Komentar