Pemerintah Provinsi Riau telah berhasil meraih alokasi tambahan pupuk bersubsidi sebanyak 9.751 ton. Alokasi ini terdiri atas 3.846 ton pupuk urea dan 5.905 ton pupuk NPK, bertujuan untuk mendorong percepatan swasembada pangan di wilayah tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Riau, Syahfalefi, perolehan pupuk bersubsidi tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. “Perolehan pupuk bersubsidi 2024 naik dari tahun 2023 yang sebanyak 2.250 ton pupuk urea dan 2.762 ton pupuk NPK,” ujarnya di Pekanbaru, Minggu.
Pupuk subsidi ini diarahkan untuk mendukung sembilan komoditas utama pertanian, termasuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao. Meskipun demikian, Syahfalefi mengakui bahwa beberapa komoditas utama yang diusahakan oleh masyarakat petani di Provinsi Riau tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Provinsi Riau, yang dikenal dengan luas lahan gambutnya, memiliki potensi besar dalam pertanian. Namun, tantangan muncul karena komposisi lahan gambut yang memiliki kadar C-organik tinggi namun rendah unsur hara, serta tingkat keasaman tanah yang tinggi. Oleh karena itu, petani di wilayah ini membutuhkan dosis pupuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral.
Syahfalefi menyatakan, “Kami berharap tambahan alokasi kuota pupuk subsidi ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.”
Dengan peningkatan alokasi pupuk subsidi nasional menjadi Rp28 triliun pada tahun 2024, diharapkan dapat memberikan dorongan yang signifikan bagi sektor pertanian di Provinsi Riau serta seluruh Indonesia. Alokasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
Komentar