Jakarta, harianbatakpos.com – Hamas secara resmi mengumumkan kematian Yahya Sinwar, seorang tokoh penting dalam gerakan tersebut, melalui pesan yang disebarkan lewat aplikasi Telegram pada Jumat, 18 Oktober 2024. Sinwar, yang dikenal sebagai Komandan Pertempuran “Banjir Al-Aqsa,” tewas dalam pertempuran di Gaza.
Dalam pernyataan resmi Hamas, Sinwar dipuji sebagai “syuhada” yang berjuang untuk Palestina sejak masa mudanya. Pengumuman tersebut disertai dengan kutipan religius yang menggambarkan kesyahidan Sinwar sebagai bagian dari pengorbanan dalam pertempuran panjang melawan penjajah. Sinwar juga dikenal sebagai kepala Biro Politik Hamas yang memainkan peran penting dalam aksi militer organisasi tersebut.
Sinwar, yang pernah dipenjara selama 23 tahun di penjara Israel, telah memimpin berbagai operasi militer Hamas. Dia terlibat langsung dalam serangan pada 7 Oktober 2023, yang dikenal sebagai “Banjir Al-Aqsa,” sebuah serangan yang mengguncang keamanan Israel dan menyoroti kerentanannya. Dalam serangan tersebut, Sinwar dan pasukannya disebut menunjukkan kepahlawanan dan keberanian dalam menghadapi tentara Israel.
Hamas menyebut kematian Sinwar sebagai bagian dari rangkaian pengorbanan pemimpin mereka yang telah mati syahid, termasuk pendiri Hamas, Syekh Ahmed Yassin, dan tokoh-tokoh lain seperti Dr. Abdelaziz Al-Rantisi dan Jamal Mansour. Hamas menegaskan bahwa perjuangan mereka akan terus berlanjut, dan kematian Sinwar hanya akan memperkuat tekad mereka untuk membebaskan Palestina.
Kematian Sinwar, yang dianggap sebagai simbol perlawanan Hamas, telah memperkuat semangat perjuangan di kalangan pendukungnya. Dalam pengumuman tersebut, Hamas juga menegaskan bahwa tawanan yang ditahan oleh Israel tidak akan dibebaskan kecuali jika serangan terhadap Gaza dihentikan.
Dengan kematian Sinwar, Hamas kini menghadapi tantangan baru, tetapi mereka tetap bertekad untuk melanjutkan perlawanan hingga Palestina sepenuhnya dibebaskan, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.BP/CW1
Komentar